HIDUP YANG MENGENAL ALLAH
Oleh: Andre Tirta Winoto
Kehidupan
Kristen yang sejati tidak lepas dari pergumulan dalam pengenalan akan Allah.
John Calvin mengatakan: “Mengenal Allah, mengenal diri. Mengenal diri,
mengenal Allah”. Tanpa pengenalan akan Allah, mustahil bagi kita untuk
dapat mengenal siapa diri kita sendiri. Tanpa mengenal identitas diri, mustahil
bagi kita untuk tahu apa yang harus kita kerjakan di atas dunia ini. Tanpa
mengetahui apa yang harus kita kerjakan, mustahil bagi kita untuk hidup benar
di hadapan Allah yang hidup.
Pengenalan akan
Allah bukanlah merupakan hal yang hanya dapat kita perbincangkan di kelas-kelas
theologi, kelas Pemahaman Alkitab, pembinaan di gereja, dan lain-lain,
melainkan ini merupakan hal yang secara nyata sangat terkait dengan hidup kita
sehari-hari. Sehingga ketika kita berbicara mengenai pengenalan akan Allah,
maka kita sebenarnya sedang berbicara atau melihat kepada hidup kita secara
pribadi di hadapan Allah. Kita harus sadar, bahwa jawaban dari pertanyaan
seputar “apa itu pengenalan akan Allah?”, sesungguhnya tidak hanya terletak
pada statement yang bisa atau sering kita lontarkan atau bahkan pada
tulisan yang bisa kita tulis seperti artikel ini, melainkan jawaban itu
merupakan pancaran dalam keseharian hidup. Ya... dalam keseharian hidup kita
sebagai orang Kristen. Dalam setiap detakan jantung, dalam setiap detail aspek
hidup kita. Itulah yang harus/wajib menjadi “tulisan” mengenai pengenalan saya
(kita) akan Allah.
Firman Tuhan di
Mazmur 139 (saya anjurkan kita untuk membaca seluruh pasal ini) menyatakan
kepada kita tentang pengenalan Daud akan Allah. Pada awalnya, ketika saya
membaca pasal ini, saya cenderung hanya senang melihat ayat 23 dan 24 saja
serta melewatkan ayat-ayat sebelumnya karena terkesan bertele-tele dan tidak “to
the point”. Akan tetapi saya SALAH. Saya mulai sadar dan mengerti ketika
Roh Kudus mengiluminasikan dan memimpin saya untuk mencoba merenungkannya lebih
dalam secara menyeluruh. Ternyata, ayat-ayat di Mazmur 139 ini mengutarakan
kedetailan pergumulan Pemazmur dalam keseharian hidupnya. Pengenalannya akan
Allah bukanlah sekedar konsep atau kalimat indah yang dengan mudah diucapkan di
ayat 23 dan 24! Melainkan ini merupakan suatu bentuk pancaran dari proses
hidupnya yang nyata dalam relasi dengan Allah yang berpribadi.
Kita sering
kali lebih senang mencari insight-insight dalam bentuk poin-poin/kalimat
instant. Kita suka pada hasil, tetapi membuang proses. Keindahaan kehidupan
Kristen bukan hanya terletak pada hasilnya seperti apa, tetapi juga proses
berjalan bersama Tuhan. Hidup yang berelasi dengan-Nya, itulah makna yang harus
kita sadari dan renungkan.
“You know
when I sit and when I rise; You perceive my thoughts from afar.” Pemazmur
mengenal akan Allahnya yang mengetahui segala sesuatu (Omniscience).
Bahkan hal-hal yang paling tersembunyipun, tidak lepas dari kemahatahuan Allah.
Tidak ada yang tersembunyi bagi Allah. Isi hati kita, motivasi kita yang
terdalam, pikiran kita… Allah mengetahui semuanya. Pengenalan kita akan Allah
yang seperti itu seharusnya tidak mungkin membuat kita hidup secara
sembarangan. Di satu sisi, hal ini akan membuat hidup kita senantiasa “was-was”
dan takut di hadapan Allah. Takut kalau-kalau kita tidak setia dan berdosa
karena melanggar kehendak-Nya. Takut kalau-kalau hati kita memiliki
kebusukan terselubung, yang bahkan kita sendiri tidak sadari. Di sisi lain, hal
ini juga memberikan penghiburan kepada kita bahwa Allah mengetahui diri kita.
Lalu, apa yang perlu kita takutkan dan khawatirkan? Ia bahkan lebih mengenal
diri kita daripada kita mengenal diri kita sendiri. “O LORD, you have
searched me and you know me”. Alangkah sejahteranya ketika seluruh hidup
kita berada di tangan Allah yang paling mengenal diri kita. Asalkan kita sungguh-sungguh
mencari kerajaan Allah dan menjalankan kehendak-Nya.
Orang yang
makin mengenal Allah tidak pernah berakhir disertai rasa “puas”/”komplit”
dengan pemahamannya atau pengetahuannya tentang Allah. Seorang Kristen dalam
pengenalannya akan Allah yang sejati, selalu disertai dengan kekaguman terhadap
Allah dan kesadaran akan betapa kecilnya dia. Melihat kebesaran Allah berarti
melihat diri makin kecil dan takluk di hadapan Allah. Ketika kita dapat melihat
Allah semakin besar dan mulia dalam hidup kita, justru di situlah kita yang
sedang bertumbuh. “Such knowledge is too wonderful for me, too lofty for me
to attain”
Sering kali
bila di rumah atau di sekolah, kita merasa “bebas” ketika guru atau orang tua
kita sedang pergi atau tidak memperhatikan aktivitas kita. Namun tidak demikian
halnya dengan Allah kita. Ayat berikutnya dipaparkan kesadaran akan Allah yang
maha hadir dan berotoritas di manapun (Omnipresence). Bahkan dikatakan
bahwa di dunia orang matipun Allah hadir. Dia senantiasa hadir, melihat, dan
menuntut pertanggungjawaban kita. Demikian kehadiran-Nya dapat menyatakan
berkat maupun penghukuman-Nya. Di manapun kita berada, Allah ada. Allah kita
bukanlah Allah yang terbatas oleh teritori, melainkan Ia adalah Allah yang
berdaulat atas teritori. Oleh sebab itu, di manapun kita berada, di situ kita
berelasi dan bertanggung jawab di hadapan Allah Sang Pencipta. Tanggung jawab
kita bukan kepada manusia, tetapi langsung kepada Pribadi Allah Sang Pencipta
itu sendiri. “Where can I go from your Spirit? Where can I flee from your
presence?”
Allah yang maha
tahu dan maha hadir itu juga adalah Allah yang menciptakan kita. Yang telah
merajut kita di kandungan ibu. Siapakah yang berani menghina karya Allah ini?
Allah yang mencipta kita adalah Allah yang mempunyai rencana bagi diri kita,
bahkan sejak kekekalan. Sehingga tidak ada satupun kejadian dalam hidup kita
yang dapat lepas dari kedaulatan-Nya. Ketika di dalam kesulitan, seharusnya
kita bukan berespons kepada masalah itu sendiri – frustasi memikirkan bagaimana
cara keluar dari permasalahan yang ada. Melainkan kita harus kembali berespons
kepada Allah dengan melihat kepada apa rencana Allah bagi hidupku? Allah mau
nyatakan apa dari kesulitan ini? “All the days ordained for me were written
in your book before one of them came to be.”
Allah yang maha
hadir dan mengetahui segala sesuatu seharusnya merupakan penghiburan bagi kita
dalam segala keadaan, termasuk ketika kita dalam keadaan galau dan khawatir.
Dalam keadaan di mana sepertinya tidak ada jalan keluar yang terlihat –
terpojok dan tidak tahu harus berharap kepada siapa. Kita sering kali khawatir
akan sesuatu yang kita tidak tahu dengan pasti akan terjadi seperti apa. Kita
ragu dan terus ragu akan apa yang akan terjadi sehingga “himpitan” tersebut
sering kali membuat kita kompromi pada dunia dan memalingkan
fokus kita dari kehendak Allah. Sesungguhnya hal itu tidak seharusnya terjadi.
Kebersandaran kita kepada Sang Pencipta dan Penebus kita seharusnya membuat
kita teguh dan terus setia berjalan bersama-Nya. Kemana pun kita pergi, kita
percaya Penyelamat dan Penebus kita juga ada di situ. “even there your hand
will guide me, your right hand will hold me fast.” Jangan sampai kita lupa
akan kasih-Nya pada kita (Gereja-Nya) yang teramat besar dan nyata di sepanjang
sejarah. Karena memang sering kali situasi-situasi seperti ini sangat
berpotensi membuat kita meragukan dan lupa akan kasih Allah. Biarlah kita tidak
kompromi dan membiarkan kekhawatiran menelan hidup kita. Tetaplah teguh
bersandar pada Salib Kristus, seperti lirik lagu yang berbunyi: “Ku tahu Tuhan
pasti buka jalan...Asal ku hidup suci, tidak turut dunia...Ku tahu Tuhan pasti
buka jalan..”
Sebuah tulisan
oleh J.I Packer dalam bukunya Knowing God, dikatakan bahwa: “Jikalau kita
menempatkan diri kita pada pengenalan akan Allah, maka seluruh aspek hidup kita
akan jatuh kepada tempat yang semestinya.”(J.I. PACKER)
Terakhir,
pengenalan akan Allah tidak mungkin dilepaskan dari masalah relasi. Tidak ada
pengenalan yang sejati tanpa kita berelasi dengan oknum yang ingin kita kenali.
Pengenalan sejati tidak dapat dilakukan dalam konteks sekedar menyatakan benar
atau salah, pengenalan sejati adalah ketika kita sedang berelasi dengan Pribadi
hidup yang senantiasa menyatakan kehendak dan rencana-Nya. Oleh karena itu,
hendaklah hati kita senantiasa dipenuhi dengan cinta kasih kepada Allah agar
kita dapat bertumbuh dalam pengenalan akan Diri dan kehendak Allah. Dengan
senantiasa mengakrabkan telinga kita kepada Firman-Nya (Alkitab) dan terus
berusaha sepenuhnya menjalankan hidup yang semakin dimurnikan oleh Roh Kudus,
kita akan terus diubahkan makin hari makin serupa seperti Kristus dalam
menggenapi kehendak Bapa di Surga. Itulah sesungguhnya hidup yang mengenal
Allah! “Search me, O God, and know my heart; test me and know my anxious
thoughts. See if there is any offensive way in me, and lead me in the way
everlasting.”
Kiranya Tuhan
memberikan kita cinta kasih yang cukup untuk terus setia dan tekun mengerjakan
apa yang seharusnya kita lakukan… mengenal Dia seutuhnya. Amin.
Shalom bapak, ibu dan saudara/i yang dikasihi oleh Tuhan. Apakah ada diantara bapak, ibu maupun saudara/i yang pernah mendengar tentang Shema Yisrael dan V'ahavta? Kalimat pernyataan keesaan YHWH ( Adonai/ Hashem ) dan perintah untuk mengasihiNya yang dapat kita temukan dalam Ulangan/ דברים/ Devarim 6 : 4 - 6 yang juga pernah dikutip oleh Yeshua/ ישוע/ Yesus di dalam Injil khususnya dalam Markus 12 : 29 - 31, sementara perintah untuk mengasihi sesama manusia dapat kita temukan dalam Imamat/ ויקרא/ Vayikra 19 : 18. Mari kita pelajari cara membacanya satu-persatu seperti yang akan dijabarkan di bawah ini :
BalasHapusUlangan/ דברים/ Devarim 6 : 4 - 6, " שְׁמַ֖ע יִשְׂרָאֵ֑ל יְהֹוָ֥ה אֱלֹהֵ֖ינוּ יְהֹוָ֥ה ׀ אֶחָֽד׃. וְאָ֣הַבְתָּ֔ אֵ֖ת יְהֹוָ֣ה אֱלֹהֶ֑יךָ בְּכׇל־לְבָבְךָ֥ וּבְכׇל־נַפְשְׁךָ֖ וּבְכׇל־מְאֹדֶֽךָ׃. "
Cara membacanya dengan mengikuti aturan tata bahasa Ibrani yang berlaku, " Shema Yisrael! YHWH [ Adonai ] Eloheinu, YHWH [ Adonai ] ekhad. V'ahavta e YHWH [ Adonai ] Eloheikha bekol levavkha uvkol nafshekha uvkol me'odekha
Imamat/ ויקרא/ Vayikra 19 : 18, " וְאָֽהַבְתָּ֥ לְרֵעֲךָ֖ כָּמ֑וֹךָ. "
Cara membacanya dengan mengikuti aturan tata bahasa Ibrani yang berlaku, " V'ahavta l'reakha kamokha "
Untuk artinya dapat dilihat pada Alkitab LAI.
Terkadang pula ada sisipan kalimat Barukh seperti ini setelah diucapkannya Shema
" . בָּרוּךְ שֵׁם כְּבוֹד מַלְכוּתוֹ לְעוֹלָם וָעֶד. "
( Barukh Shem kevod malkuto, le'olam va'ed, artinya Diberkatilah Nama yang mulia, KerajaanNya untuk selamanya )
Semoga bermanfaat.
🕎✡️🐟🤚🏻👁️📜🕯️🤴🏻👑🗝️🛡️🗡️🏹⚖️⚓🕍✝️🗺️🌫️☀️🌒⚡🌈🌌🔥💧🌊🌬️❄️🌱🌾🍇🍎🍏🌹🍷🥛🍯🐏🐑🐐🐂🐎🦌🐪🐫🦁🦅🕊️🐍₪🇮🇱