Rabu, 09 Desember 2015

Tugas Baca "Understanding Doctrine - Alister Mc Grath"



               Tugas Baca buku "Understanding Doctrine - Alister Mc Grath"
                                                   
                                                          Oleh: Wahyu A Setiadi

Doktrin adalah hal yang esensial bagi iman Kristen. Doktrin merupakan fondasi  untuk sesuatu dapat berdiri dengan tegak, dimana khususnya dalam hal ini adalah mengenai iman Kristen.  Salah satu teolog Kristen, Alister McGrath menulis sebuah buku bagaimana memahami doktrin. Penulis akan mencoba untuk memaparkan hal – hal yang apa dijelaskan dalam bukunya tersebut. Ia memulai dengan pernyataan bahwa komitmen adalah hal yang fundamental dalam kehidupan manusia. Kesetiaan manusia didasarkan pada seperangkat keyakinan, dimana banyak pertanyaan-pertanyaan yang memaksa seseorang untuk berfikir mengenai keyakinannya dan ia harus membuat pilihan.  Ia mendefinisikan doktrin sebagai seperangkat nilai-nilai dalam hidup manusia yang dipercayai. Prinsip – prinsip orang Kristen dilandaskan pada Doktrin Kristen namun bukan berarti hanya berfokus pada doktrin, oleh sebab pusat iman Kristen adalah Pribadi Yesus Kristus. Kekristenan tidaklah menyatakan bahwa Kristus mempunyai otoritas karena pengajarannya dapat diterima, sebaliknya pengajaran-Nya memiliki otoritas kebenaran tentang siapakah diri-Nya. Doktrin mengenai Kristus muncul dari kebutuhan untuk berbicara kebenaran tentang Kristus. Disisi yang satu, doktrin merefleksikan sebuah komitmen kepada kebenaran, dan disisi lainnya Yesus Kristus sebagi pusat dari iman Kristen. Doktrin menolong seseorang untuk menanggapi secara pribadi kasih dan kebenaran Allah yang dinyatakan melalui Yesus Kristus. Namun justru banyak orang – orang Kristen yang memiliki kesulitan dengan doktrin dan menganggap bahwa doktrin banyak menimbulkan kontroversi.
Ia menjelaskan bahwa doktrin Kristen merupakan respon gereja kepada Allah, sebagaimana Dia telah menyatakan diri-Nya, terutama dalam Kitab Suci dan melalui Yesus Kristus. Doktrin itu bukanlah hanya mengenai pengajaran Kristen, sebab doktrin Kristen adalah hal yang kompleks. Menurutnya doktrin memiliki empat tujuan utama :
1. Untuk menceritakan kebenaran bagaimana hal-hal tersebut ada
Kepercayaan adalah hal yang penting karena mereka mengklaim untuk menjelaskan bagaimana sesuatu ada. Mereka menyatakan kebenaran tetang suatu realita. Kepercayaan bukanlah hanya  ide yang terserap oleh pikiran,  mereka juga mempengaruhi apa yang kita lakukan dan apa yang kita rasakan, juga mempengaruhi harapan dan ketakutan kita. Doktrin  bukan ciptaan manusia, tetapi sebuah respon terhadap wahyu Allah. Doktrin muncul dari komitmen gereja untuk menceritakan kebenaran tentang Allah di dalam Yesus Kristus.
2. Untuk meresponi wahyu Allah
Iman Kristen dan doktrin Kristen keduanya adalah sebuah respon kepada Allah, sebuah reaksi pada tindakan Allah dalam Yesus Kristus yang telah mewakili Allah sebagai manusia. Alkitab menyaksikan Yesus, tetapi berisi lebih dari sekedar cerita sejarah-Nya. Itu menyatakan bagaimana orang Kristen mula-mula mengerti Dia, dan bagaimana pengaruhnya harus mereka miliki dalam kehidupan mereka. Alkitab menyaksikan wahyu Allah dan itu adalah pusat sumber iman dan doktrin Kristen. Namun ternyata disisi lain ada yang menganggap tradisi juga sebagai sumber Iman Kristen, tetapi Alister mengatakan bahwa Alkitab adalah satu-satunya sumber Iman Kristen sedangkan tradisi adalah sebuah cara tertentu untuk mengerti Alkitab yang telah dikenali Gereja bahwa itu dapat dipercaya dan dipertanggungjawabkan. Orang Kristen harus menerima otoritas Alkitab seperti yang tertuang dalam kredo dan itu harus ditafsirkan dengan cara yang telah diajarkan oleh para rasul dan bapa-bapa Gereja. Tradisi adalah refleksi historis terhadap Alkitab, bukan sebagai sumber seperti Alkitab. 
Doktrin sendiri bukanlah untuk menafsirkan Alkitab. Sebab, sesuai prinsip Reformasi, Alkitab sendirilah yang menafsirkan Alkitab. Tujuan utama doktrin sendiri adalah mengijinkan intepretasi dan aplikasi Alkitab yang dapat dipertanggungjawabkan. Doktrin mengintegrasikan pernyataan – pernyataan dalam Alkitab dan menyatukan kaleidoskop dari Alkitab yang merupakan pengakuan mengenai Allah, Yesus Kristus dan natur manusia. Contohnya adalah doktrin mengenai Tritunggal. Dimana ada pernyataan-pernyataan penting yang disaksikan oleh Alkitab :
1.      Allah menciptakan dunia
2.      Allah menebus kita melalui Yesus Kristus
3.      Allah hadir dalam gereja-Nya melalui Roh
Hal tersebut menyatakan bahwa doktrin adalah mengintegrasikan tiga elemen pernyataan Alkitab dalam satu tema besar yang menyeluruh. Hal – hal yang dideklarasikan tersebut menjadi sebuah aspek yang penting dalam pemahaman orang Kristen mengenai Allah. Karena itu doktrin tidak pernah menjadi pengganti untuk Alkitab. Doktrin selalu dibawah Alkitab, dan Firman Allah mendahului, menciptakan dan mengkritik semua statemen-statemen doktrinal. Doktrin memang seperti kelihatan abstrak, namun perwujudan doktrin pada dasarnya adalah intepretasi mengenai kisah Yesus Kristus, dimana hal itu menyatakan pada fakta bahwa doktrin sungguh didasarkan pada realita kehidupan. Doktrin bertujuan menghubungkan realitas keberadaan kita dengan realitas keberadaan-Nya. Doktrin itu mengenai ide, dan ide itu berasal dari Alkitab. Faktanya, Doktin Kristen adalah sumber yang sangat penting dalam pemahaman dan mentransformasi pengalaman manusia.
3. Untuk menunjukkan, mengintepretasi, dan mengubah pengalaman manusia
Dalam Kekristenan, ada dua pandangan ekstrim dimana disalah satu pihak berpandangan subyektif dan dipihak lain obyektif. Disatu pihak menekankan iman yang murni melibatkan emosi dan dipihak lain menekankan rasio manusia. Iman bukanlah hanya tentang kepercayaan, namun mengenai kehidupan, yang memiliki berbagai kekayaan aspek. Allah orang Kristen bukanlah sesuatu yang abstrak secara rasio, melainkan Allah yang dikenal melalui pengalaman pribadi. Iman menyangkut relasi dengan seorang pribadi – Yesus Kristus –  yang masuk kedalam pengalaman kita dan mengubahnya. Pengalaman kita sebenarnya tidak mungkin digambarkan dengan kata-kata, namun kita harus berbicara tentang Allah, dimana kita membagikan kasih, kekaguman kita menyembah-Nya pada orang lain. Iman itu melibatkan hati dan rasio.  Sementara itu doktrin tidak dapat menjadi pengganti sebuah pengalaman Allah yang hidup. Namun doktrin menujukkan dan mengintepretasi pengalaman agar mengubahnya dengan perjumpaan Kristus yang bangkit, sehingga melaluinya kerinduan manusia akan Allah menjadi dipuaskan. Doktrin juga memberi kita suatu kerangka yang membuat kita mengerti akan pengalaman-pengalaman yang berkontradiksi.
4. Memberikan identitas kepada orang Kristen sebuah kesadaran akan identitas dan tujuan
Doktrin membedakan manusia dari dunia, itu memberinya sebuah kesadaran tentang identitasnya di dunia. Orang percaya yang mengalami pengalaman dengan Allah menemukan bahwa diri mereka dipisahkan bagi dunia, hidup dalam dunia namun tidak seperti dunia. Doktrin menolong gereja untuk memenuhi panggilannya. Dalam penggilannya Gereja muncul ke dalam dunia melalui kehidupan, kematian dan kebangkita Yesus Kristus, Allah telah memberinya identitas tersebut. Itu sebuah alasan keberadaan Gereja untuk memberitakan Yesus Kristus kepada dunia sehingga mentransformasi dunia menjadi ciptaan baru. Doktrin juga memelihara identitas Gereja, dan mengingatkan kesetiaan akan panggilannya. Doktrin berfungsi  meneguhkan dan mengidentifikasi apa yang menjadi keunikan dari Injil dan mengkritik gereja atau orang percaya ketika mereka kehilangan keunikan dan relevansi yang telah Allah nyatakan kepada dunia.  
Doktrin secara umum dianggap sebagai pengajaran berotoritas yang penting terhadap identitas komunitas Kristen.  Dua prinsip dasar yang menentungkan aspek penting dari doktrin Kristen
:    
a. Doktrin membedakan Gereja dari dunia, termasuk agama non-Kristen dan Budaya sekuler Barat.
b. Doktrin membedakan satu denominasi Kristen dengan denominasi lainnya .
Doktrin memiliki jenjang-jenjang tingkatan sebab tidak semua sama pentingnya. Semua orang Kristen hendaknya bersatu didalam iman yang  fundamental. Ketidaksetujuan diterima sebagai masalah – masalah yang sekunder. Masalahnya adalah, manakah yang fundamental dan mana yang sekunder ?
Ada lima doktrin dasar yang penting terhadap identitas Kekristenan : 1. Keilahian Yesus Kristus 2. Kemanusiaan Yesus Kristus 3. Keberadaan Allah 4. Doktrin keselamatan oleh kasih karunia melalui iman. 5. Doktrin Tritunggal. Sedangkan  doktrin sekunder meliputi : 1. Dengan cara apa Kristus hadir dalam sakramen. 2. Apakah baptisan menandakan atau menyebabkan orang percaya lahir kembali 3. Apakah “pembenaran” berarti “menyatakan benar” atau membuat benar” 4. Dalam cara apa yang tepat bahwa Yesus sebagai Allah dan manusia.  Doktrin mencoba untuk mendefinisikan hal-hal yang penting dan fundamental untuk Kekristenan dan menyatakan identitas serta tujuan mengenai panggilannya di dalam dunia. Ia menyimpulkan bahwa identitas Kekristenan tidaklah ditentukan oleh manusia, tetapi oleh Allah yang memanggil Gereja menjadi ada. Itu bukanlah panggilan pada ketaatan buta terhadap suatu otoritas, tetapi sebuah respon kesetiaan dan ketaatan terhadap kebenaran. Kasih Allah yang dinyatakan dalam salib adalah simbol dari iman Kristen yang disini tersembunyi  identitas orang – orang percaya  yang sejati. fffffffffffffffffffffffffffffff vvvvvvvvvvvvvdddddddddddddddddv                                                              

            Alister McGrath  juga menjelaskan kaitan antara doktrin dan iman. Ia menyatakan bahwa kekristenan itu adalah mengenai datang kepada hidup yang penuh dengan kelimpahan. Namun seringkali terjadi kesalahapahaman dalam kekristenan bahwa iman Kristen hanyalah menerima sesuatu yang benar. Dalam hal ini ia memberikan beberapa pengertian mengenai natur iman yang dihubungkan dengan pentingnya doktrin dalam iman Kristen. Ada 3 hal mengenai natur iman : 1. Faith as assent, iman percaya bahwa hal tertentu adalah benar. Sebagaimana kita percaya bahwa Allah itu ada. 2. Faith as trust, iman adalah respon dari keseluruhan hidup kita kepada pribadi Allah. 3. Faith as commitment, Iman adalah komitmen kita kepada Allah, keputusan kita mengijinkan Dia untuk hadir dalam hidup kita, memimpin, dan memerintah kita. ffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffff
Iman Kristen bukanah ketaatan yang buta. Mereka memiliki kesempatan mengetahui sesuatu tentang Dia sebelum dirinya berkomitmen kepada-Nya. Keperluan untuk mengetahui tentang Allah adalah menekankan pentingnya doktrin Kristen. Doktrin berhubungan dengan pembelaan dan penjelasan hal – hal yang dapat dipercaya, integritas dan kebenaran Allah, sebagaimana kita mengenal-Nya di dalam Alkitab dan melalui Yesus Kristus. Hal itu penting karena orang-orang Kristen meletakkan keyakinannya kepada Allah yang layak untuk dipercaya.  Iman percaya di dalam Allah yang dinyatakan oleh doktrin sebagai yang patut dipercayai dan yang doktrin deklarasikan untuk dikenal dan dijumpai dalam Yesus Kristus. Doktrin memiliki peranan yang penting karena itu membentuk sikap terhadap Allah dan dunia.
            Selain itu McGrath juga menyoroti masalah umum dimana terdapat pernyataan bahwa doktrin itu sesuatu yang tidak relevan. Namun ia berargumen bahwa sikap seseorang bergantung kepada doktrin. Kemudian ia menjelaskan bagaimana doktrin mempengaruhi sikap. Ada 2 tema kunci yang ia berikan, yaitu, Spiritual dan Etika. Spirituality adalah tentang cara mendalami pengetahuan kita dan kasih Allah yang memimpin kepada kehidupan Kristen yang lebih otentik. Spiritual memfokuskan penerapan sikap yang benar terhadap Allah dan ciptaan-Nya, sedangkan sikap dibentuk dan diperoleh melalui doktrin.
            Selanjutnya adalah hal mengenai Etika. Ia memulai dengan persoalan dimana golongan Liberal menyatakan etika yang mirip seperti Kekristenan ada juga dalam berbagai agama berarti etika bersifat universal sehingga untuk membuat nilai-nilai etika tidak perlu harus belajar teologi Kristen terlebih dahulu. Namun penulis-penulis Kristen telah membangun suatu keyakinan yang lebih besar bahwa ada sesuatu yang khas dari moral Kekristenan, dimana hal ini didasarkan pada doktrin Kristen. Tentang bagaimana doktrin mempengaruhi moral Kristen ia menjelaskannya dalam empat doktrin Kristen utama yang mempunya pengaruh dalam tindakan kita.
1.Doktrin pembenaran oleh Iman
 Ada dua point yang ditekankan disini, yang pertama yaitu tidak ada cara dimana tindakan moral kita dapats  memperoleh keselamatan kita. Yang kedua adalah meresponi pembenaran kita dengan mengerjakan keselamatan tersebut.
2. Doktrin dosa asal
Doktrin dosa asal melenyapkan kenaifan pandangan mengenai kesempurnaan manusia. Doktrin ini mengidentifikasi bahwa ada hal yang salah dalam natur manusia, yang membuat manusia menjadi egois, memberontak dan tidak taat. Doktrin ini membuat kita mengerti bahwa manusia telah jatuh, dengan tingkat kemampuan berbuat jahat yang mengkhawatirkan, dan mengetahui bahwa itu jahat.
3. Doktrin penciptaan
Tumbuh sebuah kesadaran bahwa kita telah ditempatkan diantara ciptaan Allah dan bertanggung jawab untuk merawat dan menjaganya.
4. Doktrin Inkarnasi
Doktrin inkarnasi berbicara kepada kita mengenai Allah yang menjadi manusia. Allah menebus ciptaan-Nya dari antara ciptaan tersebut. Melalui Yesus Kristus sebagai representatif Allah, kita dianjurkan untuk menjadi penurut – penurut Allah, sebagaimana Yesus hidup, demikian kita juga hidup deperti Dia, hidup di dalam kasih dan mengasihi orang lain (Ef. 5:1).

            McGrath kemudian melanjutkan apakah Kekristenan tanpa doktrin itu mungkin ? Ia menganggap pernyataan ini tidak bisa dipertahankan. Pandangan tersebut menyebutkan bahwa injil adalah moral atau bukan sama sekali sesuatu. Kekristenan adalah tentang sikap dan tindakan, bukan tentang dogma. Ia menyebutkan hal-hal   yang akan melawan pandangan Kekristenan tanpa doktrin. Yang pertama adalah Percaya di dalam Yesus bukan dengan Yesus. Adalah mustahil berbicara tentang Kekristenan untuk meniru hubungan pribadi Yesus kepada Bapa-Nya. Kita tidak pernah sama dengan keunikan-Nya dan hubungan-Nya  dengan Bapa. Yang kedua, Otoritas Yesus terletak pada keyakinan kita tentang Dia. Pengajaran Yesus memiliki otoritas akan siapakah Yesus dan identitas serta signifikansi Yesus hanya dapat dijelaskan dalam istilah doktrin. Yang ketiga, Injil itu sendiri terletak pada kerangka doktrinal. Doktrin bertujuan untuk menjelaskan tentang kehidupan, kematian dan kebangkitan Yesus Kristus yang mana itu adalah kabar baik. Yang keempat, Doktrin mendefinisikan bagaimana cara yang tepat untuk merespon Injil. Doktrin membuat kita lebih jelas apa yang harus kita lakukan agar bisa memulai hidup Kekristenan karena hal tersebut merupakan prasyarat yang tepat dan penting untuk semua moral dan spiritualitas Kristen. Yang kelima, Doktrin adalah hasil yang tepat dari refleksi iman. Refleksi doktrinal adalah produk dari sebuah semangat untuk mencari kebenaran, menggabungkan rasa keingintahuan dan kejujuran.

            Kemudian McGrath melanjutkan dengan problema “heresy”. Heresy atau bidat menurutnya adalah sesuatu yang muncul diantara kekristenan. Ia membedakan pengertian antara “heresy” dengan “unbelief”. Ia mendefinisikan unbelief  sebagai penolakan terhadap tindakan penebusan Allah melalui Yesus Kristus. Heresy adalah suatu bentuk yang tidak cukup atau deficit dari Kekristenan. Ia muncul dengan pemahaman yang tidak cukup dari inti kepercayaan Kristen. Heresy menunjukkan ketidakkonsistenan dan konflik dengan pemaham penebusan di dalam Kristus Yesus. Beberapa macam bidat yang disebutkannya adalah Arianisme dan Apollinarisme. Arianisme menyatakan bahwa Yesus hanyalah ciptaan, bukan Allah yang berinkarnasi. Hal ini mengancam doktrin keselamatan Kristen. Sedangkan Apollinarisme menyatakan bahwa Yesus sepenuhnya adalah manusia. Dalam hal ini terlihat jelas bahwa heresy adalah versi dari Kekristenan yang cacat. Ia menerima premis utama Iman sehingga membedakan dengan “unbelief” namun karena ketidakcukupan pemahamannya ia mengancam Kekristenan. Prinsip utamanya adalah mengenai pribadi Yesus Kristus. Ia harus sepenuhnya manusia dan sepenuhnya Allah, jika tidak maka akan terjadi inkonsistensi diantara prinsip-prinsip yang ada.
            Alister McGrath kemudian melanjutkan membahas tentang pergumulan dengan doktrin dan penemuan kredo. Kredo yang dikenal kebanyakan orang Kristen telah dimasukkan dalam berbagai bentuk  tata ibadah.  Hal itu menjadi semakin penting di abad ke-20 sehingga menyatukan Kekristenan. Kredo paling tua dan sederhana secra umum dikenal sebagai kredo para rasul. Semua Gereja mengenali otoritasnya dan kepentingannya sebagai standar doktrin.
            Asal-usul kredo ditemukan dalam Perjanjian Baru itu sendiri. Ada panggilan yang sering untuk “dibaptis dalam nama Yesus Kristus”. (Kis 2:38; 8:12; 10:48). Yang paling simple adalah terlihat dalam pengakuan “Yesus adalah Tuhan!” (Rom. 10:9; 1 Kor. 12:3; 2 Kor. 4:5). Untuk menyatakan Yesus adalah Tuhan melibatkan dua klaim yang saling berhubungan. Yang pertama, menyatakan kesetiaan dan komitmen kepada Yesus Kristus. Dimana ia menerimanya sebagai Tuhan dalam hidupnya. Yang kedua, menyatakan hal tertentu mengenai Yesus, terutama hubungan-Nya dengan Allah. Kredo adalah ekspresi klasik mengenai apa yang orang Kristen percaya, mengenai Allah dan Yesus Kristus.
            Kredo para Rasul pada gereja mula-mula menempatkan penekanan pada kepentingan dari baptis pertobatan. Dimana pentingnya baptis adalah untuk mengumumkan bahwa orang yang percaya itu telah mati bagi dunia, dan lahir baru untuk hidup baru dalam Kristus. Tujuan kredo menurutnya ada tiga hal. Yang pertama, kredo menyediakan ringkasan doktrin utama  iman Kristen. Yang kedua, kredo memungkinkan kita untuk mengenali dan menolak versi dari Kekristenan yang tidak utuh. Yang ketiga, kredo menekankan bahwa ketika kita percaya, kita masuk ke dalam komunitas iman yaitu menjadi anggota tubuh Kristus, yang adalah Gereja.
            Kredo menyediakan sebuah kesempatan yang luar biasa untuk bergumul dengan doktrin-doktrin Kristen dan memikirkan kepentingannya. Alister McGrath menolong dengan memberikan pertanyaan-pertanyaan seperti berikut ini :
1. Bagian – bagian kitab suci apakah yang mengintegrasikan doktrin ?
2. Apakah itu memberitahu kita tentang Allah ? Yesus Kristus atau dirikita sendiri ?
3.  Bagaimana kita dapat mengaplikasikannya dalam kehidupan Kristen ?
4. Bagaimanakah percaya dalam doktrin ini membedakan kita dari orang-orang Non-Kristen ?

            Dalam bagian terakhir Alister McGrath menguji tiga kunci doktrin secara lebih detail. Setiap doktrin tersebut  berhubungan dengan pemahaman sentral iman Kristen.

Pribadi Yesus Kristus

 Doktrin Kristen mengenai Pribadi Yesus Kristus seringkali mendiskusikan bagian Inkarnasi. Dimana itu adalah kata yang penting yang merupakan ringkasan kepercayaan Kristen bahwa Yesus adalah sepenuhnya Allah dan sepenuhnya manusia. Yesus bertindak sebagaimana Allah bertindak, dan semua maksud dan tujuan-Nya menunjukkan bahwa Dia Allah. Doktrin ini begitu penting  dan merupakan bagian yang tak terpisahkan  dari pemahaman Kristen yang otentik mengenai realita. Namun ada penulis Modern yang menantang pandangan ini, dimana ia mengatakan  bahwa doktrin tersebut salah. Munculnya cara pandang sains, memaksa kita untuk meninggalkan ide bahwa Yesus adalah Allah. Mereka juga berargumen bahwa hal itu tidak perlu. Kekristenan dapat menjadi sempurna tanpa adanya ide Allah menjadi manusia. Doktrin inkarnasi mudah sekali mendapatkan kritikan. Salah satunya muncul pertanyaan, bagaimanakah seorang pribadi dapat menjadi dua yaitu Allah dan manusia pada waktu yang sama ? Bahkan John Hick menegaskan bahwa ide Kristus adalah dua pribadi yaitu Allah dan manusia secara logika berkontradiksi. Bahkan semua teolog-teolog modern sepakat berkata “kontradiksi!”. Tetapi Alister McGrath mngatakan bahwa Hick kurang pengetahuan yang memadai  mengenai perkembangan Kristologi di abad pertengahan. McGrath menyatakan bahwa faktanya tidak ada ketidakcocokan logika diantara Allah dan manusia dalam inkarnasi yang didemonstrasikan.
            Selanjutnya ia mengulas mengenai munculnya versi Kristen yang baru dimana mereka telah memodifikasi dan mengeliminasi tema-tema doktrin utama Kristen seperti Inkarnasi dan Kebangkitan Kristus dengan tidak menyertakan atau melanjutkan lagi bentuk-bentuk doktrin mula-mula yang telah dirumuskan oleh para Bapa Gereja. Hasil – hasil atau dampak dari eliminasi tersebut mengenai hal-hal seperti berikut ini:
a. Inkarnasi dan Kasih Allah
b. Inkarnasi dan penderitaan
c. Inkarnasi dan Penebusan
d. Inkarnasi dan Signifikansi Yesus Kristus
            Alister McGrath menyimpulkan bahwa pembahasan mengenai doktrin inkarnasi adalah penting, karena itu merupakan elemen fondasi dalam iman Kristen. Sedangkan problem mengenai kritik doktrin Inkarnasi ada dua presuposisi : yang pertama, ada yang memotong unsur – unsur tertentu dari  iman Kristen namun tanpa memiliki efek yang merugikan. yang kedua, meninggalkan ide-ide yang rasional dan kesulitan – kesulitan yang bersifa metafisika sehingga lebih masuk akal, kedua hal ini menurutnya perlu dipertanyakan dan harus ditantang.

            Seperti yang dikemukakan oleh Alister McGrath bahwa selanjutnya pertanyaan yang penting yang berfokus pada inti teologi Kristen adalah apa yang Yesus Kristus kerjakan melalui kematianNya dan dkebangkitanNya. Disini ia memberikan konsep-konsep yang diambil sendiri melalui kesaksian Alkitab. Dan konsep-konsep tersebut memberikan dampak bagi pengalaman manusia sendiri dan Allah.
1. Kemenangan atas dosa dan kematian
Dalam perjanjian baru dinyatakan bahwa Allah telah memberikan kita kemenangan  melalui kebangkitan Yesus Kristus. Yaitu kemenangan atas kematian, dosa dan kejahatan. Dijelaskan juga mengenai konsep bahwa Allah melalui kematian Kristus telah menyediakan pembayaran kepada Iblis untuk melepaskan orang-orang berdosas dari ikatannya. Yesus member hidupNya sebagai pembebasan bagi orang-orang berdosa.
2. Hukuman atas dosa manusia
Konsep ini dilandaskan sebuah gagasan dari Alkitab yaitu penghukuman dan pengampunan. Namun menurut seorang Penulis, Anselm of Canterbury ada dua kelemahan yang memerlukan penjelasan. Yang pertama, Gagal untuk menjelaskan mengapa Allah memiliki harapan harus menebus manusia. Yang kedua, memiliki sedikit nilai dalam pemahaman bagaimana Yesus terlibat dalam proses penebusan. Anselm memberi penekanan jawabannya kepada natur Allah sendiri dimana Ia harus menebus dengan cara yang konsisten. Allah tidak dapat mengembalikan kita di dalam persekutuan dengan-Nya tanpa berawal menangani dosa manusia. Sedangkan  Ia memandang dosa sebagai kekacauan moral yang universal. Allah harus mengembalikan keadaan menjadi baik terlebih dahulu. Masalahnya murka Allah harus lebih dulu dipuaskan untuk dilampiaskan, tetapi manusia tidak dapat menanggung hal tersebut. Hingga akhirnya Allah menjadi manusia adalah solusi dari dilemma tersebut, dan itu dilakukan-Nya melalui Yesus Kristus. Dan pengaruhnya bahwa Yesus Kristus di salib bagi kita adalah :
a. Partisipasi, dimana melalui iman orang-orang percaya ikut serta di dalam Yesus.
b. Representasi, melalui iman kepada Kristus(yang menjadi pengantara kita) kita datang untuk berdiri dalam perjanjian antara Allah dengan manusia.
c. Substitusi, melalui iman kepada Kristus (yang adalah pengganti kita), ketaatan Yesus melalui salib boleh menjadi milik kita, dimana seharusnya kita lah yang menanggung hukuman tersebut.
3. Demonstrasi kasih Allah
Konsep didalam Alkitab mengenai salib Kristus berhubungan dengan kasih Allah kepada orang-orang berdosa (Yoh 3:16). Hal ini tidak dapat diragukan lagi oleh sebab merupakan kelengkapan dan keseimbangan iman Kristen mengenai pengertian akan kematian Kristus.
            Dari beberapa pendekatan yang dipakai Alister McGrath mengenai doktrin karya Kristus ada beberapa implikasi yang penting mengenainya, dan salah satu aspek yang paling penting dari doktrin Keselamatan adalah implikasi logis yaitu dosa asal. Kekristenan memiliki konsep bahwa  Kristus sebagai satu-satunya Penyelamat yang menyelamatkan umat manusia dari dosa, dimana Alkitab mengatakan bahwa semua manusia berdosa dan kehilangan kemuliaan Allah (Rom 3:23). Melalui penebusan Kristus kita menjadi anak-anak Allah yang dibenarkan dan menerima status baru. Memang kita adalah berdosa namun kita juga adalah orang-orang berdosa  yang diampuni. Pernyataan yang menarik dari Alister McGrath ketika ia berkata, Jika kita mengerti keselamatan sebagai pengampunan,  dosa asal dimengerti sebagai perasaan moral yang bersalah. Jika keselamatan dimengerti sebagai pulihnya hubungan dengan Allah, dosa asal dipahami sebagai keterasingan dari Allah.  Dan jika keselamatan dimengerti sebagai pembebasan dari kekuatan jahat, dosa asal digambarkan sebagai perbudakan dari kekuatan itu. Namun kematian Kristus tidak hanya melibatkan kemenangan ilahi atas dosa, kematian dan kejahatan, tetapi juga pengampunan dan pendemonstrasian kasih Allah dalam hidup kita. Doktrin mengenai pekerjaan Kristus ini juga mempunya hubungan dengan pengalaman manusia.
1. Salib sebagai kemenangan atas ketakutan terhadap kematian.
2. Salib dan perasaan bersalah
3. Salib dan kebutuhan manusia akan kasih

            Dalam bagian akhir Alister McGrath membahas tentang doktrin Tritunggal. Ia menyatakan bahwa doktrin Inkarnasi menegaskan bahwa itu adalah benar-benar Allah  yang kita temui dalam Yesus Kristus. Tetapi tidak dapat dianggap bahwa Yesus identik dengan Allah itu sendiri atau berarti bahwa Allah dibatasi dalam satu individual tersebut. Ia mengatakan bahwa keilahian Yesus memimpin kita kepada doktrin Tritunggal. Doktrin Tritunggal dapat ditunjukkan sebagai akibat langsung dari hasil yang kita dapatkan mengenai identitas dan signifikansi Yesus Kristus. Kemudia ia menguji untuk menggambarkan bagaimana  doktrin terintegrasi dalam Alkitab.
a. Doktrin Tritunggal dan Pengintegrasian dalam Alkitab
Dalam satu pengertian, tidak ada doktrin Tritunggal dalam Perjanjian Baru, meskipun karya umum Bapa, Anak dan Roh Kudus terbukti dalam Perjanjian baru, namun tidak ada suatu pengertian yang dibangun secara tepat dan lengkap dimana hal tersebut berhubungan satu sama lain. Tetapi Wahyu tentang keselamatan dan tindakan Allah dalam Yesus Kristus, dimana doktrin itu mencoba untuk mengintepretasikannya, adalah tidak dapat diragukan lagi bahwa itu adalah pusat proklamasi dari  Perjanjian baru. Dan dalam Perjanjian baru itu sendiri ditemukan petunjuk-petunjuk yang mengarah kepada pemikiran akan adanya Tritunggal. Ayat-ayat yang dikemukakan antara lain : Matius 28:19, 1 Petrus 1:3, Kis. 8:16 ; 19:5, 2 Kor. 13:14, 2 Tes. 2:13-14 dan sebagainya.
b. Doktrin Tritunggal mengidentifikasikan Allah orang Kristen
Allah orang Kristen yang adalah Allah Tritunggal (Bapa, Anak dan Roh Kudus) sama sejajar dengan sebuatan Allah dalam perjanjian lama yaitu Allah Abraham, Allah Ishak dan Allah Yakub. Allah yang mana yang dimaksud adalah Allah yang membangkitkan Yesus Kristus dari kematian dan yang sekarang hadir melalui Roh. Formula Tritunggal adalah cara ringkas untuk mengidentifikasikan Allah yang mana yang kita bicarakan. Doktrin Tritunggal yang diidentikan dengan Allah orang Kristen menjelaskan bagaimana itu berbeda dengan konsep lawan yang menentang, disini adalah aliran  gnostik. Dengan cara pengidentifikasian Allah seperti ini, doktrin Tritunggal juga mengidentifikasikan Gereja., yang membedakan dengan agama lawan disini Unitarianisme.
c. Doktrin Tritunggal mengintepretasi narasi dalam ayat-ayat Alkitab
Alkitab menceritakan kisah perjanjian Allah dengan manusia yang klimaksnya ada dalam sejarah yesus Kristus. Namun sebelum kedatangan Kristus, Allah juga aktif hadir dalam sejarah meskipun dalam cara-cara yang berbeda. Doktrin Allah Tritunggal yang identik dengan Allah dalam perjanjian lama memberikan kita sebuah kerangka berpikir untuk mengerti tindakan Allah dalam sejarah. Tertulian memberikan cara pikir yang menolong untuk mengerti kisah narasi dalam Alkitab. Ia memberikan satu frase “satu Allah dalam tiga pribadi”. Pengertian singkatnya, dalam drama penebusan, ada tiga peranan yang berbeda, yaitu pencipta, penebus dan yang menguduskan. Peranan itu dijalankan oleh satu actor yaitu Allah.
d. Doktrin Tritunggal mengintepretasi pengalaman manusia
Doktrin Tritunggal membawa pengertian baru dan perasaan yang mendalam dalam seluruh pengalaman manusia terutama dalam bagian doa dan penyembahan.

Akhirnya Alister McGrath memberikan kesimpulan bahwa fungsi dari doktrin itu sendiri membawa kita dan yang lain, dengan aman kedalam kehadiran Allah dan terus menahan kita untuk tetap disana.

Respon Pribadi terhadap pemahaman Alister McGrath mengenai “understanding Doctrine”

Menurut penulis penjelasan McGrath mengenai doktrin begitu jelas bagi penulis bahwa memang doktrin bukan hanya sekedar ilmu pengetahuan atau hanya secara kognitif mengenai Allah, melainkan memiliki kedalaman yang kompleks dimana hal tersebut menyangkut penerapannya dalam kehidupan manusia sehari-hari. Sama ketika penulis membaca pemahaman John Frame yang ditulis dalam bukunya mengenai doktrin atau teologi, ia juga memahaminya bukan hanya sebagai pengetahuan tentang Allah melainkan ia mengertinya sebagai “penerapan firman Allah oleh manusia dalam seluruh kehidupannya. [1] Namun tampaknya agak berbeda dengan pandangan Schleiermacher yang dikutip oleh John Frame yang menyatakan bahwa doktrin Kristen merupakan penjelasan kasih Kristiani yang diungkapkan melalui bahasa. Namun disini ia hanya menekankan perasaan manusia dan mengabaikan uraian pengajaran yang didasarkan atas kitab suci dan pandangannya itu adalah sebuah subjektifisme. [2] Pandangan Schleiermacher bagi penulis kurang cocok, sebab teologi hanya didasarkan atas perasaan saja sehingga tidak memiliki suatu fondasi yang kokoh dalam mempertahankan iman Kristen. Herbert Lockyer juga mengatakan bahwa pemikiran yang benar hendaknya memimpin pada kehidupan yang benar pula, dan tidak bisa dipisahkan antara persepsi dan praktisnya.[3] Hal-hal yang bersifat doktrinal sebagaimana yang telah dibahas oleh McGrath seperti doktrin pekerjaan Kristus dan doktrin Tritunggal adalah element yang fundamental yang harus dipegang oleh orang-orang percaya. Mengenai hal bahwa doktrin menafsirkan Alkitab adalah persoalan yang sangat kurang tepat, berhubungan penulis pernah juga mendengar statemen seperti itu, disini penulis tertarik dengan penjelasan McGrath dimana doktrin terbentuk dari kesaksian – kesaksian dalam Alkitab yang saling berintegrasi menjadi satu kesatuan yaitu doktrin itu sendiri. Alkitab menghasilkan doktrin, sehingga doktrin tidak mungkin menilai Alkitab itu sendiri melainkan doktrin berfungsi mengintepretasi pengalaman – pengalaman manusia yang dapat dipertanggungjabawkan sesuai kebenaran yang ada dalam Alkitab. Doktrin yang dijelaskan McGrath mempengaruhi tindakan, penulis sangat setuju sekali dan bahkan mengalami bahwa ketika penulis mempercayai doktrin kejatuhan manusia, maka secara sadar penulis mengakui bahwa penulis membutuhkan anugerah Allah, tidak hanya sampai disitu ketika penulis mempercayai doktrin tentang penebusan Kristus, maka kehidupan penulis menjadi berubah, dimana penulis merasakan betapa besar kasih Allah yang telah dilimpahkan dalam hidup penulis. Mengenai doktrin Kristus dimana McGrath membahas tentang dwi-natur dari Kristus, yaitu sepenuhnya ilahi dan sepenuhnya manusiawi, adalah pandangan yang umum dikenal oleh penulis selama ini dalam Kristologi. Namun pandangan Kekristenan ini ditolak mentah-mentah oleh saudara dari seberang, dimana seringkali penulis tidak dapat menjelaskannya. Namun penting sekali untuk memahami doktrin ini dengan pengertian lebih dalam oleh sebab doktrin ini menurut McGrath adalah elemen fundamental dalam iman Kristen. Penulis menemukan mengenai pernyataan tentang bagian ini, dimana merupakan hasil rumusan konsili Khalsedon: “Seperti pada yang satu dan sama ada dua kodrat, tak tercampur dan tak terpisah, namun bersatu, demikian pun (pada-Nya) ada dua kehendak (thelema) menurut kodrat, yaitu yang ilahi dan yang manusiawi, dengan penyungguhan yang sempurna dan tak terkurangi, yang satu dan sama sepenuhnya Allah dan sepenuhnya manusia, kecuali dosa; yang sama itu hanya satu Tuhan kita dan Allah, Yesus Kristus yang menghendaki dan mengerjakan keselamatan kita baik secara ilahi dan manusiawi.” [4] Mengenai penebusan Kristus sebagaimana yang dijelaskan McGrath penulis mengenalinya sebagai teori penggantian hukuman, meskipun juga tidak dapat dipungkiri ada berbagai teori lain mengenai penebusan Kristus ini. Pandangan ini didukung oleh Donald Guthrie yang menulis dalam bukunya bahwa : “ Teori tentang penebusan sebagai penerimaan hukuman manusia oleh Kristus, terutama didasarkan pada pernyatan-pernyataan Paulus tentang penggantian khususnya Rom. 3:24… walau ada keberatan dari para ahli tak dapat disangkal bahwa bahasa Paulus mendukung pandangan bahwa Kristus menanggung penderitaan yang seharusnya ditanggung oleh orang-orang berdosa.”[5]  Dari kesemuanya ini penulis merasa mendapatkan berkat yang banyak dari pemahaman McGrath mengenai doktrin, sehingga membukakan cara pandang penulis yang sempit. Kembali lagi kedalam pernyataan, “faith seeking understanding” bahwa penulis bersyukur dimana iman penulis juga semakin dikuatkan.

To God be the Glory



[1] John Frame, Doktrin pengetahuan tentang Allah (Malang: SAAT, 2003), hal. 131
[2] John Frame, Doktrin pengetahuan tentang Allah, hal 132-133

[3] Dr Herbert Lockyer , All the Doctrines of the Bible: A Study and Analysis of Major Bible Doctrines (GrandRapid, Michigan: Zondervan, 1964) Hal. 3


[4] Dr. C. Groenen, OFM , Sejarah Dogma Kristologi (Yogyakarta : Kanisius, 1988) Hal. 172


[5]  Donal Guthrie , Teologi Perjanjian Baru 2 (Jakarta : BPK Gunung Mulia, 2006)Hal. 91


Tidak ada komentar:

Posting Komentar