Tugas Baca buku "Understanding Doctrine - Alister Mc Grath"
Oleh: Wahyu A Setiadi
Oleh: Wahyu A Setiadi
Doktrin adalah hal yang
esensial bagi iman Kristen. Doktrin merupakan fondasi untuk sesuatu dapat berdiri dengan tegak,
dimana khususnya dalam hal ini adalah mengenai iman Kristen. Salah satu teolog Kristen, Alister McGrath
menulis sebuah buku bagaimana memahami doktrin. Penulis akan mencoba untuk
memaparkan hal – hal yang apa dijelaskan dalam bukunya tersebut. Ia memulai
dengan pernyataan bahwa komitmen adalah hal yang fundamental dalam kehidupan
manusia. Kesetiaan manusia didasarkan pada seperangkat keyakinan, dimana banyak
pertanyaan-pertanyaan yang memaksa seseorang untuk berfikir mengenai
keyakinannya dan ia harus membuat pilihan. Ia mendefinisikan doktrin sebagai seperangkat
nilai-nilai dalam hidup manusia yang dipercayai. Prinsip – prinsip orang
Kristen dilandaskan pada Doktrin Kristen namun bukan berarti hanya berfokus
pada doktrin, oleh sebab pusat iman Kristen adalah Pribadi Yesus Kristus. Kekristenan
tidaklah menyatakan bahwa Kristus mempunyai otoritas karena pengajarannya dapat
diterima, sebaliknya pengajaran-Nya memiliki otoritas kebenaran tentang
siapakah diri-Nya. Doktrin mengenai Kristus muncul dari kebutuhan untuk
berbicara kebenaran tentang Kristus. Disisi yang satu, doktrin merefleksikan
sebuah komitmen kepada kebenaran, dan disisi lainnya Yesus Kristus sebagi pusat
dari iman Kristen. Doktrin menolong seseorang untuk menanggapi secara pribadi
kasih dan kebenaran Allah yang dinyatakan melalui Yesus Kristus. Namun justru banyak
orang – orang Kristen yang memiliki kesulitan dengan doktrin dan menganggap
bahwa doktrin banyak menimbulkan kontroversi.
Ia menjelaskan bahwa
doktrin Kristen merupakan respon gereja kepada Allah, sebagaimana Dia telah
menyatakan diri-Nya, terutama dalam Kitab Suci dan melalui Yesus Kristus.
Doktrin itu bukanlah hanya mengenai pengajaran Kristen, sebab doktrin Kristen
adalah hal yang kompleks. Menurutnya doktrin memiliki empat tujuan utama :
1. Untuk menceritakan
kebenaran bagaimana hal-hal tersebut ada
Kepercayaan adalah hal yang penting karena mereka
mengklaim untuk menjelaskan bagaimana sesuatu ada. Mereka menyatakan kebenaran
tetang suatu realita. Kepercayaan bukanlah hanya ide yang terserap oleh pikiran, mereka juga mempengaruhi apa yang kita lakukan
dan apa yang kita rasakan, juga mempengaruhi harapan dan ketakutan kita.
Doktrin bukan ciptaan manusia, tetapi
sebuah respon terhadap wahyu Allah. Doktrin muncul dari komitmen gereja untuk
menceritakan kebenaran tentang Allah di dalam Yesus Kristus.
2. Untuk
meresponi wahyu Allah
Iman Kristen dan doktrin Kristen keduanya adalah sebuah
respon kepada Allah, sebuah reaksi pada tindakan Allah dalam Yesus Kristus yang
telah mewakili Allah sebagai manusia. Alkitab menyaksikan Yesus, tetapi berisi
lebih dari sekedar cerita sejarah-Nya. Itu menyatakan bagaimana orang Kristen
mula-mula mengerti Dia, dan bagaimana pengaruhnya harus mereka miliki dalam
kehidupan mereka. Alkitab menyaksikan wahyu Allah dan itu adalah pusat sumber
iman dan doktrin Kristen. Namun ternyata disisi lain ada yang menganggap
tradisi juga sebagai sumber Iman Kristen, tetapi Alister mengatakan bahwa
Alkitab adalah satu-satunya sumber Iman Kristen sedangkan tradisi adalah sebuah
cara tertentu untuk mengerti Alkitab yang telah dikenali Gereja bahwa itu dapat
dipercaya dan dipertanggungjawabkan. Orang Kristen harus menerima otoritas
Alkitab seperti yang tertuang dalam kredo dan itu harus ditafsirkan dengan cara
yang telah diajarkan oleh para rasul dan bapa-bapa Gereja. Tradisi adalah
refleksi historis terhadap Alkitab, bukan sebagai sumber seperti Alkitab.
Doktrin sendiri bukanlah untuk menafsirkan Alkitab.
Sebab, sesuai prinsip Reformasi, Alkitab sendirilah yang menafsirkan Alkitab.
Tujuan utama doktrin sendiri adalah mengijinkan intepretasi dan aplikasi
Alkitab yang dapat dipertanggungjawabkan. Doktrin mengintegrasikan pernyataan –
pernyataan dalam Alkitab dan menyatukan kaleidoskop dari Alkitab yang merupakan
pengakuan mengenai Allah, Yesus Kristus dan natur manusia. Contohnya adalah
doktrin mengenai Tritunggal. Dimana ada pernyataan-pernyataan penting yang
disaksikan oleh Alkitab :
1.
Allah menciptakan dunia
2.
Allah menebus kita melalui Yesus Kristus
3.
Allah hadir dalam gereja-Nya melalui Roh
Hal tersebut menyatakan bahwa doktrin adalah
mengintegrasikan tiga elemen pernyataan Alkitab dalam satu tema besar yang
menyeluruh. Hal – hal yang dideklarasikan tersebut menjadi sebuah aspek yang
penting dalam pemahaman orang Kristen mengenai Allah. Karena itu doktrin tidak
pernah menjadi pengganti untuk Alkitab. Doktrin selalu dibawah Alkitab, dan
Firman Allah mendahului, menciptakan dan mengkritik semua statemen-statemen
doktrinal. Doktrin memang seperti kelihatan abstrak, namun perwujudan doktrin
pada dasarnya adalah intepretasi mengenai kisah Yesus Kristus, dimana hal itu
menyatakan pada fakta bahwa doktrin sungguh didasarkan pada realita kehidupan.
Doktrin bertujuan menghubungkan realitas keberadaan kita dengan realitas
keberadaan-Nya. Doktrin itu mengenai ide, dan ide itu berasal dari Alkitab.
Faktanya, Doktin Kristen adalah sumber yang sangat penting dalam pemahaman dan
mentransformasi pengalaman manusia.
3. Untuk
menunjukkan, mengintepretasi, dan mengubah pengalaman manusia
Dalam Kekristenan, ada dua pandangan ekstrim dimana
disalah satu pihak berpandangan subyektif dan dipihak lain obyektif. Disatu
pihak menekankan iman yang murni melibatkan emosi dan dipihak lain menekankan
rasio manusia. Iman bukanlah hanya tentang kepercayaan, namun mengenai
kehidupan, yang memiliki berbagai kekayaan aspek. Allah orang Kristen bukanlah
sesuatu yang abstrak secara rasio, melainkan Allah yang dikenal melalui
pengalaman pribadi. Iman menyangkut relasi dengan seorang pribadi – Yesus
Kristus – yang masuk kedalam pengalaman
kita dan mengubahnya. Pengalaman kita sebenarnya tidak mungkin digambarkan
dengan kata-kata, namun kita harus berbicara tentang Allah, dimana kita
membagikan kasih, kekaguman kita menyembah-Nya pada orang lain. Iman itu melibatkan
hati dan rasio. Sementara itu doktrin
tidak dapat menjadi pengganti sebuah pengalaman Allah yang hidup. Namun doktrin
menujukkan dan mengintepretasi pengalaman agar mengubahnya dengan perjumpaan
Kristus yang bangkit, sehingga melaluinya kerinduan manusia akan Allah menjadi
dipuaskan. Doktrin juga memberi kita suatu kerangka yang membuat kita mengerti
akan pengalaman-pengalaman yang berkontradiksi.
4. Memberikan
identitas kepada orang Kristen sebuah kesadaran akan identitas dan tujuan
Doktrin membedakan manusia dari dunia, itu memberinya
sebuah kesadaran tentang identitasnya di dunia. Orang percaya yang mengalami
pengalaman dengan Allah menemukan bahwa diri mereka dipisahkan bagi dunia,
hidup dalam dunia namun tidak seperti dunia. Doktrin menolong gereja untuk
memenuhi panggilannya. Dalam penggilannya Gereja muncul ke dalam dunia melalui
kehidupan, kematian dan kebangkita Yesus Kristus, Allah telah memberinya
identitas tersebut. Itu sebuah alasan keberadaan Gereja untuk memberitakan
Yesus Kristus kepada dunia sehingga mentransformasi dunia menjadi ciptaan baru.
Doktrin juga memelihara identitas Gereja, dan mengingatkan kesetiaan akan
panggilannya. Doktrin berfungsi
meneguhkan dan mengidentifikasi apa yang menjadi keunikan dari Injil dan
mengkritik gereja atau orang percaya ketika mereka kehilangan keunikan dan
relevansi yang telah Allah nyatakan kepada dunia.
Doktrin secara umum dianggap sebagai pengajaran berotoritas yang penting terhadap identitas komunitas Kristen. Dua prinsip dasar yang menentungkan aspek penting dari doktrin Kristen :
Doktrin secara umum dianggap sebagai pengajaran berotoritas yang penting terhadap identitas komunitas Kristen. Dua prinsip dasar yang menentungkan aspek penting dari doktrin Kristen :
a. Doktrin membedakan Gereja dari
dunia, termasuk agama non-Kristen dan Budaya sekuler Barat.
b. Doktrin membedakan satu denominasi Kristen dengan denominasi lainnya .
b. Doktrin membedakan satu denominasi Kristen dengan denominasi lainnya .
Doktrin memiliki jenjang-jenjang tingkatan sebab tidak
semua sama pentingnya. Semua orang Kristen hendaknya bersatu didalam iman
yang fundamental. Ketidaksetujuan
diterima sebagai masalah – masalah yang sekunder. Masalahnya adalah, manakah
yang fundamental dan mana yang sekunder ?
Ada lima doktrin
dasar yang penting terhadap identitas Kekristenan : 1. Keilahian Yesus
Kristus 2. Kemanusiaan Yesus Kristus 3. Keberadaan Allah 4. Doktrin
keselamatan oleh kasih karunia melalui iman. 5. Doktrin Tritunggal. Sedangkan doktrin
sekunder meliputi : 1. Dengan cara apa Kristus hadir dalam sakramen.
2. Apakah baptisan menandakan atau menyebabkan orang percaya lahir kembali
3. Apakah “pembenaran” berarti “menyatakan benar” atau membuat benar” 4.
Dalam cara apa yang tepat bahwa Yesus sebagai Allah dan manusia. Doktrin mencoba untuk mendefinisikan hal-hal
yang penting dan fundamental untuk Kekristenan dan menyatakan identitas serta
tujuan mengenai panggilannya di dalam dunia. Ia menyimpulkan bahwa identitas
Kekristenan tidaklah ditentukan oleh manusia, tetapi oleh Allah yang memanggil
Gereja menjadi ada. Itu bukanlah panggilan pada ketaatan buta terhadap suatu otoritas, tetapi sebuah respon
kesetiaan dan ketaatan terhadap kebenaran. Kasih Allah yang dinyatakan dalam
salib adalah simbol dari iman Kristen
yang disini tersembunyi identitas orang
– orang percaya yang sejati. fffffffffffffffffffffffffffffff vvvvvvvvvvvvvdddddddddddddddddv
Alister McGrath juga menjelaskan kaitan antara doktrin dan iman. Ia menyatakan bahwa kekristenan itu adalah mengenai datang kepada hidup yang penuh dengan kelimpahan. Namun seringkali terjadi kesalahapahaman dalam kekristenan bahwa iman Kristen hanyalah menerima sesuatu yang benar. Dalam hal ini ia memberikan beberapa pengertian mengenai natur iman yang dihubungkan dengan pentingnya doktrin dalam iman Kristen. Ada 3 hal mengenai natur iman : 1. Faith as assent, iman percaya bahwa hal tertentu adalah benar. Sebagaimana kita percaya bahwa Allah itu ada. 2. Faith as trust, iman adalah respon dari keseluruhan hidup kita kepada pribadi Allah. 3. Faith as commitment, Iman adalah komitmen kita kepada Allah, keputusan kita mengijinkan Dia untuk hadir dalam hidup kita, memimpin, dan memerintah kita. ffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffff
Iman Kristen bukanah ketaatan yang buta. Mereka memiliki kesempatan mengetahui sesuatu tentang Dia sebelum dirinya berkomitmen kepada-Nya. Keperluan untuk mengetahui tentang Allah adalah menekankan pentingnya doktrin Kristen. Doktrin berhubungan dengan pembelaan dan penjelasan hal – hal yang dapat dipercaya, integritas dan kebenaran Allah, sebagaimana kita mengenal-Nya di dalam Alkitab dan melalui Yesus Kristus. Hal itu penting karena orang-orang Kristen meletakkan keyakinannya kepada Allah yang layak untuk dipercaya. Iman percaya di dalam Allah yang dinyatakan oleh doktrin sebagai yang patut dipercayai dan yang doktrin deklarasikan untuk dikenal dan dijumpai dalam Yesus Kristus. Doktrin memiliki peranan yang penting karena itu membentuk sikap terhadap Allah dan dunia.
Alister McGrath juga menjelaskan kaitan antara doktrin dan iman. Ia menyatakan bahwa kekristenan itu adalah mengenai datang kepada hidup yang penuh dengan kelimpahan. Namun seringkali terjadi kesalahapahaman dalam kekristenan bahwa iman Kristen hanyalah menerima sesuatu yang benar. Dalam hal ini ia memberikan beberapa pengertian mengenai natur iman yang dihubungkan dengan pentingnya doktrin dalam iman Kristen. Ada 3 hal mengenai natur iman : 1. Faith as assent, iman percaya bahwa hal tertentu adalah benar. Sebagaimana kita percaya bahwa Allah itu ada. 2. Faith as trust, iman adalah respon dari keseluruhan hidup kita kepada pribadi Allah. 3. Faith as commitment, Iman adalah komitmen kita kepada Allah, keputusan kita mengijinkan Dia untuk hadir dalam hidup kita, memimpin, dan memerintah kita. ffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffff
Iman Kristen bukanah ketaatan yang buta. Mereka memiliki kesempatan mengetahui sesuatu tentang Dia sebelum dirinya berkomitmen kepada-Nya. Keperluan untuk mengetahui tentang Allah adalah menekankan pentingnya doktrin Kristen. Doktrin berhubungan dengan pembelaan dan penjelasan hal – hal yang dapat dipercaya, integritas dan kebenaran Allah, sebagaimana kita mengenal-Nya di dalam Alkitab dan melalui Yesus Kristus. Hal itu penting karena orang-orang Kristen meletakkan keyakinannya kepada Allah yang layak untuk dipercaya. Iman percaya di dalam Allah yang dinyatakan oleh doktrin sebagai yang patut dipercayai dan yang doktrin deklarasikan untuk dikenal dan dijumpai dalam Yesus Kristus. Doktrin memiliki peranan yang penting karena itu membentuk sikap terhadap Allah dan dunia.
Selain
itu McGrath juga menyoroti masalah umum dimana terdapat pernyataan bahwa
doktrin itu sesuatu yang tidak relevan. Namun ia berargumen bahwa sikap
seseorang bergantung kepada doktrin. Kemudian ia menjelaskan bagaimana doktrin
mempengaruhi sikap. Ada 2 tema kunci yang ia berikan, yaitu, Spiritual dan Etika. Spirituality
adalah tentang cara mendalami pengetahuan kita dan kasih Allah yang memimpin
kepada kehidupan Kristen yang lebih otentik. Spiritual memfokuskan penerapan
sikap yang benar terhadap Allah dan ciptaan-Nya, sedangkan sikap dibentuk dan
diperoleh melalui doktrin.
Selanjutnya adalah hal mengenai Etika. Ia
memulai dengan persoalan dimana golongan Liberal menyatakan etika yang mirip
seperti Kekristenan ada juga dalam berbagai agama berarti etika bersifat
universal sehingga untuk membuat nilai-nilai etika tidak perlu harus belajar teologi
Kristen terlebih dahulu. Namun penulis-penulis Kristen telah membangun suatu keyakinan
yang lebih besar bahwa ada sesuatu yang khas dari moral Kekristenan, dimana hal
ini didasarkan pada doktrin Kristen. Tentang
bagaimana doktrin mempengaruhi moral Kristen ia menjelaskannya dalam empat
doktrin Kristen utama yang mempunya pengaruh dalam tindakan kita.
1.Doktrin
pembenaran oleh Iman
Ada
dua point yang ditekankan disini, yang pertama yaitu tidak ada cara dimana
tindakan moral kita dapats memperoleh keselamatan kita. Yang
kedua adalah meresponi pembenaran kita dengan mengerjakan keselamatan tersebut.
2.
Doktrin dosa asal
Doktrin dosa asal melenyapkan kenaifan
pandangan mengenai kesempurnaan manusia. Doktrin ini mengidentifikasi bahwa ada
hal yang salah dalam natur manusia, yang membuat manusia menjadi egois,
memberontak dan tidak taat. Doktrin ini membuat kita mengerti bahwa manusia
telah jatuh, dengan tingkat kemampuan berbuat jahat yang mengkhawatirkan, dan
mengetahui bahwa itu jahat.
3.
Doktrin penciptaan
Tumbuh sebuah kesadaran bahwa kita
telah ditempatkan diantara ciptaan Allah dan bertanggung jawab untuk merawat
dan menjaganya.
4.
Doktrin Inkarnasi
Doktrin inkarnasi berbicara kepada
kita mengenai Allah yang menjadi manusia. Allah menebus ciptaan-Nya dari antara
ciptaan tersebut. Melalui Yesus Kristus sebagai representatif Allah, kita
dianjurkan untuk menjadi penurut – penurut Allah, sebagaimana Yesus hidup,
demikian kita juga hidup deperti Dia, hidup di dalam kasih dan mengasihi orang
lain (Ef. 5:1).
McGrath
kemudian melanjutkan apakah Kekristenan tanpa doktrin itu mungkin ? Ia menganggap
pernyataan ini tidak bisa dipertahankan. Pandangan tersebut menyebutkan bahwa
injil adalah moral atau bukan sama sekali sesuatu. Kekristenan adalah tentang
sikap dan tindakan, bukan tentang dogma. Ia menyebutkan hal-hal yang
akan melawan pandangan Kekristenan tanpa doktrin. Yang pertama adalah Percaya di dalam Yesus bukan dengan Yesus. Adalah
mustahil berbicara tentang Kekristenan untuk meniru hubungan pribadi Yesus
kepada Bapa-Nya. Kita tidak pernah sama dengan keunikan-Nya dan
hubungan-Nya dengan Bapa. Yang kedua, Otoritas Yesus terletak
pada keyakinan kita tentang Dia. Pengajaran Yesus memiliki otoritas akan
siapakah Yesus dan identitas serta signifikansi Yesus hanya dapat dijelaskan dalam
istilah doktrin. Yang ketiga, Injil
itu sendiri terletak pada kerangka doktrinal. Doktrin bertujuan untuk
menjelaskan tentang kehidupan, kematian dan kebangkitan Yesus Kristus yang mana
itu adalah kabar baik. Yang keempat, Doktrin
mendefinisikan bagaimana cara yang tepat untuk merespon Injil. Doktrin membuat
kita lebih jelas apa yang harus kita lakukan agar bisa memulai hidup
Kekristenan karena hal tersebut merupakan prasyarat yang tepat dan penting
untuk semua moral dan spiritualitas Kristen. Yang kelima, Doktrin adalah hasil yang tepat dari refleksi iman. Refleksi
doktrinal adalah produk dari sebuah semangat untuk mencari kebenaran,
menggabungkan rasa keingintahuan dan kejujuran.
Kemudian McGrath
melanjutkan dengan problema “heresy”. Heresy
atau bidat menurutnya adalah sesuatu yang muncul diantara kekristenan. Ia
membedakan pengertian antara “heresy” dengan “unbelief”. Ia mendefinisikan
unbelief sebagai penolakan terhadap
tindakan penebusan Allah melalui Yesus Kristus. Heresy adalah suatu bentuk yang
tidak cukup atau deficit dari Kekristenan. Ia muncul dengan pemahaman yang
tidak cukup dari inti kepercayaan Kristen. Heresy menunjukkan
ketidakkonsistenan dan konflik dengan pemaham penebusan di dalam Kristus Yesus.
Beberapa macam bidat yang disebutkannya adalah Arianisme dan Apollinarisme. Arianisme
menyatakan bahwa Yesus hanyalah ciptaan, bukan Allah yang berinkarnasi. Hal ini
mengancam doktrin keselamatan Kristen. Sedangkan Apollinarisme menyatakan bahwa Yesus sepenuhnya adalah manusia.
Dalam hal ini terlihat jelas bahwa heresy adalah versi dari Kekristenan yang
cacat. Ia menerima premis utama Iman sehingga membedakan dengan “unbelief”
namun karena ketidakcukupan pemahamannya ia mengancam Kekristenan. Prinsip
utamanya adalah mengenai pribadi Yesus Kristus. Ia harus sepenuhnya manusia dan
sepenuhnya Allah, jika tidak maka akan terjadi inkonsistensi diantara
prinsip-prinsip yang ada.
Alister
McGrath kemudian melanjutkan membahas tentang pergumulan dengan doktrin dan
penemuan kredo. Kredo yang dikenal kebanyakan orang Kristen telah dimasukkan
dalam berbagai bentuk tata ibadah. Hal itu menjadi semakin penting di abad ke-20
sehingga menyatukan Kekristenan. Kredo paling tua dan sederhana secra umum
dikenal sebagai kredo para rasul. Semua Gereja mengenali otoritasnya dan
kepentingannya sebagai standar doktrin.
Asal-usul
kredo ditemukan dalam Perjanjian Baru itu sendiri. Ada panggilan yang sering
untuk “dibaptis dalam nama Yesus Kristus”. (Kis 2:38; 8:12; 10:48). Yang paling
simple adalah terlihat dalam pengakuan “Yesus adalah Tuhan!” (Rom. 10:9; 1 Kor.
12:3; 2 Kor. 4:5). Untuk menyatakan Yesus adalah Tuhan melibatkan dua klaim
yang saling berhubungan. Yang pertama,
menyatakan kesetiaan dan komitmen kepada Yesus Kristus. Dimana ia menerimanya
sebagai Tuhan dalam hidupnya. Yang kedua,
menyatakan hal tertentu mengenai Yesus, terutama hubungan-Nya dengan Allah.
Kredo adalah ekspresi klasik mengenai apa yang orang Kristen percaya, mengenai
Allah dan Yesus Kristus.
Kredo
para Rasul pada gereja mula-mula menempatkan penekanan pada kepentingan dari
baptis pertobatan. Dimana pentingnya baptis adalah untuk mengumumkan bahwa
orang yang percaya itu telah mati bagi dunia, dan lahir baru untuk hidup baru
dalam Kristus. Tujuan kredo menurutnya ada tiga hal. Yang pertama, kredo menyediakan ringkasan doktrin utama iman Kristen. Yang kedua, kredo memungkinkan kita untuk mengenali dan menolak
versi dari Kekristenan yang tidak utuh. Yang
ketiga, kredo menekankan bahwa ketika kita percaya, kita masuk ke dalam
komunitas iman yaitu menjadi anggota tubuh Kristus, yang adalah Gereja.
Kredo
menyediakan sebuah kesempatan yang luar biasa untuk bergumul dengan
doktrin-doktrin Kristen dan memikirkan kepentingannya. Alister McGrath menolong
dengan memberikan pertanyaan-pertanyaan seperti berikut ini :
1. Bagian – bagian kitab suci apakah
yang mengintegrasikan doktrin ?
2. Apakah itu memberitahu kita tentang
Allah ? Yesus Kristus atau dirikita sendiri ?
3. Bagaimana kita dapat mengaplikasikannya dalam
kehidupan Kristen ?
4. Bagaimanakah percaya dalam doktrin
ini membedakan kita dari orang-orang Non-Kristen ?
Dalam
bagian terakhir Alister McGrath menguji tiga kunci doktrin secara lebih detail.
Setiap doktrin tersebut berhubungan
dengan pemahaman sentral iman Kristen.
Pribadi
Yesus Kristus
Doktrin Kristen mengenai Pribadi Yesus Kristus
seringkali mendiskusikan bagian Inkarnasi. Dimana itu adalah kata yang penting
yang merupakan ringkasan kepercayaan Kristen bahwa Yesus adalah sepenuhnya
Allah dan sepenuhnya manusia. Yesus bertindak sebagaimana Allah bertindak, dan
semua maksud dan tujuan-Nya menunjukkan bahwa Dia Allah. Doktrin ini begitu
penting dan merupakan bagian yang tak
terpisahkan dari pemahaman Kristen yang
otentik mengenai realita. Namun ada penulis Modern yang menantang pandangan
ini, dimana ia mengatakan bahwa doktrin
tersebut salah. Munculnya cara
pandang sains, memaksa kita untuk meninggalkan ide bahwa Yesus adalah Allah.
Mereka juga berargumen bahwa hal itu tidak
perlu. Kekristenan dapat menjadi sempurna tanpa adanya ide Allah menjadi
manusia. Doktrin inkarnasi mudah sekali mendapatkan kritikan. Salah satunya
muncul pertanyaan, bagaimanakah seorang pribadi dapat menjadi dua yaitu Allah
dan manusia pada waktu yang sama ? Bahkan John Hick menegaskan bahwa ide
Kristus adalah dua pribadi yaitu Allah dan manusia secara logika
berkontradiksi. Bahkan semua teolog-teolog modern sepakat berkata
“kontradiksi!”. Tetapi Alister McGrath mngatakan bahwa Hick kurang pengetahuan
yang memadai mengenai perkembangan Kristologi
di abad pertengahan. McGrath menyatakan bahwa faktanya tidak ada ketidakcocokan
logika diantara Allah dan manusia dalam inkarnasi yang didemonstrasikan.
Selanjutnya
ia mengulas mengenai munculnya versi Kristen yang baru dimana mereka telah
memodifikasi dan mengeliminasi tema-tema doktrin utama Kristen seperti
Inkarnasi dan Kebangkitan Kristus dengan tidak menyertakan atau melanjutkan
lagi bentuk-bentuk doktrin mula-mula yang telah dirumuskan oleh para Bapa
Gereja. Hasil – hasil atau dampak dari eliminasi tersebut mengenai hal-hal seperti
berikut ini:
a. Inkarnasi dan Kasih Allah
b. Inkarnasi dan penderitaan
c. Inkarnasi dan Penebusan
d. Inkarnasi dan Signifikansi Yesus Kristus
Alister
McGrath menyimpulkan bahwa pembahasan mengenai doktrin inkarnasi adalah
penting, karena itu merupakan elemen fondasi dalam iman Kristen. Sedangkan
problem mengenai kritik doktrin Inkarnasi ada dua presuposisi : yang pertama, ada yang memotong unsur –
unsur tertentu dari iman Kristen namun
tanpa memiliki efek yang merugikan. yang
kedua, meninggalkan ide-ide yang rasional dan kesulitan – kesulitan yang
bersifa metafisika sehingga lebih masuk akal, kedua hal ini menurutnya perlu
dipertanyakan dan harus ditantang.
Seperti
yang dikemukakan oleh Alister McGrath bahwa selanjutnya pertanyaan yang penting
yang berfokus pada inti teologi Kristen adalah apa yang Yesus Kristus kerjakan
melalui kematianNya dan dkebangkitanNya. Disini ia memberikan konsep-konsep
yang diambil sendiri melalui kesaksian Alkitab. Dan konsep-konsep tersebut
memberikan dampak bagi pengalaman manusia sendiri dan Allah.
1.
Kemenangan atas dosa dan kematian
Dalam perjanjian baru dinyatakan bahwa
Allah telah memberikan kita kemenangan
melalui kebangkitan Yesus Kristus. Yaitu kemenangan atas kematian, dosa
dan kejahatan. Dijelaskan juga mengenai konsep bahwa Allah melalui kematian
Kristus telah menyediakan pembayaran kepada Iblis untuk melepaskan orang-orang
berdosas dari ikatannya. Yesus member hidupNya sebagai pembebasan bagi
orang-orang berdosa.
2.
Hukuman atas dosa manusia
Konsep ini dilandaskan sebuah gagasan
dari Alkitab yaitu penghukuman dan pengampunan. Namun menurut seorang Penulis,
Anselm of Canterbury ada dua kelemahan yang memerlukan penjelasan. Yang
pertama, Gagal untuk menjelaskan mengapa Allah memiliki harapan harus menebus
manusia. Yang kedua, memiliki sedikit nilai dalam pemahaman bagaimana Yesus
terlibat dalam proses penebusan. Anselm memberi penekanan jawabannya kepada
natur Allah sendiri dimana Ia harus menebus dengan cara yang konsisten. Allah
tidak dapat mengembalikan kita di dalam persekutuan dengan-Nya tanpa berawal
menangani dosa manusia. Sedangkan Ia
memandang dosa sebagai kekacauan moral yang universal. Allah harus
mengembalikan keadaan menjadi baik terlebih dahulu. Masalahnya murka Allah
harus lebih dulu dipuaskan untuk dilampiaskan, tetapi manusia tidak dapat
menanggung hal tersebut. Hingga akhirnya Allah menjadi manusia adalah solusi
dari dilemma tersebut, dan itu dilakukan-Nya melalui Yesus Kristus. Dan
pengaruhnya bahwa Yesus Kristus di salib bagi kita adalah :
a. Partisipasi, dimana melalui iman
orang-orang percaya ikut serta di dalam Yesus.
b. Representasi, melalui iman kepada
Kristus(yang menjadi pengantara kita) kita datang untuk berdiri dalam
perjanjian antara Allah dengan manusia.
c. Substitusi, melalui iman kepada
Kristus (yang adalah pengganti kita), ketaatan Yesus melalui salib boleh
menjadi milik kita, dimana seharusnya kita lah yang menanggung hukuman
tersebut.
3.
Demonstrasi kasih Allah
Konsep didalam Alkitab mengenai salib
Kristus berhubungan dengan kasih Allah kepada orang-orang berdosa (Yoh 3:16).
Hal ini tidak dapat diragukan lagi oleh sebab merupakan kelengkapan dan
keseimbangan iman Kristen mengenai pengertian akan kematian Kristus.
Dari
beberapa pendekatan yang dipakai Alister McGrath mengenai doktrin karya Kristus
ada beberapa implikasi yang penting mengenainya, dan salah satu aspek yang
paling penting dari doktrin Keselamatan adalah implikasi logis yaitu dosa asal. Kekristenan memiliki konsep
bahwa Kristus sebagai satu-satunya
Penyelamat yang menyelamatkan umat manusia dari dosa, dimana Alkitab mengatakan
bahwa semua manusia berdosa dan kehilangan kemuliaan Allah (Rom 3:23). Melalui
penebusan Kristus kita menjadi anak-anak Allah yang dibenarkan dan menerima
status baru. Memang kita adalah berdosa namun kita juga adalah orang-orang
berdosa yang diampuni. Pernyataan yang
menarik dari Alister McGrath ketika ia berkata, Jika kita mengerti keselamatan
sebagai pengampunan, dosa asal
dimengerti sebagai perasaan moral yang bersalah. Jika keselamatan dimengerti
sebagai pulihnya hubungan dengan Allah, dosa asal dipahami sebagai keterasingan
dari Allah. Dan jika keselamatan
dimengerti sebagai pembebasan dari kekuatan jahat, dosa asal digambarkan
sebagai perbudakan dari kekuatan itu. Namun kematian Kristus tidak hanya
melibatkan kemenangan ilahi atas dosa, kematian dan kejahatan, tetapi juga
pengampunan dan pendemonstrasian kasih Allah dalam hidup kita. Doktrin mengenai
pekerjaan Kristus ini juga mempunya hubungan dengan pengalaman manusia.
1. Salib sebagai kemenangan atas
ketakutan terhadap kematian.
2. Salib dan perasaan bersalah
3. Salib dan kebutuhan manusia akan
kasih
Dalam
bagian akhir Alister McGrath membahas tentang doktrin Tritunggal. Ia menyatakan
bahwa doktrin Inkarnasi menegaskan bahwa itu adalah benar-benar Allah yang kita temui dalam Yesus Kristus. Tetapi
tidak dapat dianggap bahwa Yesus identik dengan Allah itu sendiri atau berarti
bahwa Allah dibatasi dalam satu individual tersebut. Ia mengatakan bahwa
keilahian Yesus memimpin kita kepada doktrin Tritunggal. Doktrin Tritunggal
dapat ditunjukkan sebagai akibat langsung dari hasil yang kita dapatkan
mengenai identitas dan signifikansi Yesus Kristus. Kemudia ia menguji untuk
menggambarkan bagaimana doktrin
terintegrasi dalam Alkitab.
a.
Doktrin Tritunggal dan Pengintegrasian dalam Alkitab
Dalam satu pengertian, tidak ada
doktrin Tritunggal dalam Perjanjian Baru, meskipun karya umum Bapa, Anak dan
Roh Kudus terbukti dalam Perjanjian baru, namun tidak ada suatu pengertian yang
dibangun secara tepat dan lengkap dimana hal tersebut berhubungan satu sama
lain. Tetapi Wahyu tentang keselamatan dan tindakan Allah dalam Yesus Kristus,
dimana doktrin itu mencoba untuk mengintepretasikannya, adalah tidak dapat
diragukan lagi bahwa itu adalah pusat proklamasi dari Perjanjian baru. Dan dalam Perjanjian baru
itu sendiri ditemukan petunjuk-petunjuk yang mengarah kepada pemikiran akan
adanya Tritunggal. Ayat-ayat yang dikemukakan antara lain : Matius 28:19, 1
Petrus 1:3, Kis. 8:16 ; 19:5, 2 Kor. 13:14, 2 Tes. 2:13-14 dan sebagainya.
b.
Doktrin Tritunggal mengidentifikasikan Allah orang Kristen
Allah orang Kristen yang adalah Allah
Tritunggal (Bapa, Anak dan Roh Kudus) sama sejajar dengan sebuatan Allah dalam
perjanjian lama yaitu Allah Abraham, Allah Ishak dan Allah Yakub. Allah yang
mana yang dimaksud adalah Allah yang membangkitkan Yesus Kristus dari kematian
dan yang sekarang hadir melalui Roh. Formula Tritunggal adalah cara ringkas
untuk mengidentifikasikan Allah yang mana yang kita bicarakan. Doktrin
Tritunggal yang diidentikan dengan Allah orang Kristen menjelaskan bagaimana
itu berbeda dengan konsep lawan yang menentang, disini adalah aliran gnostik. Dengan cara pengidentifikasian Allah
seperti ini, doktrin Tritunggal juga mengidentifikasikan Gereja., yang
membedakan dengan agama lawan disini Unitarianisme.
c.
Doktrin Tritunggal mengintepretasi narasi dalam ayat-ayat Alkitab
Alkitab menceritakan kisah perjanjian
Allah dengan manusia yang klimaksnya ada dalam sejarah yesus Kristus. Namun
sebelum kedatangan Kristus, Allah juga aktif hadir dalam sejarah meskipun dalam
cara-cara yang berbeda. Doktrin Allah Tritunggal yang identik dengan Allah
dalam perjanjian lama memberikan kita sebuah kerangka berpikir untuk mengerti
tindakan Allah dalam sejarah. Tertulian memberikan cara pikir yang menolong
untuk mengerti kisah narasi dalam Alkitab. Ia memberikan satu frase “satu Allah
dalam tiga pribadi”. Pengertian singkatnya, dalam drama penebusan, ada tiga
peranan yang berbeda, yaitu pencipta, penebus dan yang menguduskan. Peranan itu
dijalankan oleh satu actor yaitu Allah.
d.
Doktrin Tritunggal mengintepretasi pengalaman manusia
Doktrin Tritunggal membawa pengertian
baru dan perasaan yang mendalam dalam seluruh pengalaman manusia terutama dalam
bagian doa dan penyembahan.
Akhirnya Alister McGrath memberikan
kesimpulan bahwa fungsi dari doktrin itu sendiri membawa kita dan yang lain,
dengan aman kedalam kehadiran Allah dan terus menahan kita untuk tetap disana.
Respon
Pribadi terhadap pemahaman Alister McGrath mengenai “understanding Doctrine”
Menurut penulis penjelasan McGrath
mengenai doktrin begitu jelas bagi penulis bahwa memang doktrin bukan hanya
sekedar ilmu pengetahuan atau hanya secara kognitif mengenai Allah, melainkan
memiliki kedalaman yang kompleks dimana hal tersebut menyangkut penerapannya
dalam kehidupan manusia sehari-hari. Sama ketika penulis membaca pemahaman John
Frame yang ditulis dalam bukunya mengenai doktrin atau teologi, ia juga
memahaminya bukan hanya sebagai pengetahuan tentang Allah melainkan ia
mengertinya sebagai “penerapan firman Allah oleh manusia dalam seluruh
kehidupannya. [1]
Namun tampaknya agak berbeda dengan pandangan Schleiermacher yang dikutip oleh
John Frame yang menyatakan bahwa doktrin Kristen merupakan penjelasan kasih
Kristiani yang diungkapkan melalui bahasa. Namun disini ia hanya menekankan
perasaan manusia dan mengabaikan uraian pengajaran yang didasarkan atas kitab
suci dan pandangannya itu adalah sebuah subjektifisme. [2]
Pandangan Schleiermacher bagi penulis kurang cocok, sebab teologi hanya
didasarkan atas perasaan saja sehingga tidak memiliki suatu fondasi yang kokoh
dalam mempertahankan iman Kristen. Herbert Lockyer juga mengatakan bahwa
pemikiran yang benar hendaknya memimpin pada kehidupan yang benar pula, dan
tidak bisa dipisahkan antara persepsi dan praktisnya.[3] Hal-hal
yang bersifat doktrinal sebagaimana yang telah dibahas oleh McGrath seperti
doktrin pekerjaan Kristus dan doktrin Tritunggal adalah element yang
fundamental yang harus dipegang oleh orang-orang percaya. Mengenai hal bahwa
doktrin menafsirkan Alkitab adalah persoalan yang sangat kurang tepat, berhubungan
penulis pernah juga mendengar statemen seperti itu, disini penulis tertarik
dengan penjelasan McGrath dimana doktrin terbentuk dari kesaksian – kesaksian
dalam Alkitab yang saling berintegrasi menjadi satu kesatuan yaitu doktrin itu
sendiri. Alkitab menghasilkan doktrin, sehingga doktrin tidak mungkin menilai
Alkitab itu sendiri melainkan doktrin berfungsi mengintepretasi pengalaman –
pengalaman manusia yang dapat dipertanggungjabawkan sesuai kebenaran yang ada
dalam Alkitab. Doktrin yang dijelaskan McGrath mempengaruhi tindakan, penulis
sangat setuju sekali dan bahkan mengalami bahwa ketika penulis mempercayai
doktrin kejatuhan manusia, maka secara sadar penulis mengakui bahwa penulis
membutuhkan anugerah Allah, tidak hanya sampai disitu ketika penulis
mempercayai doktrin tentang penebusan Kristus, maka kehidupan penulis menjadi
berubah, dimana penulis merasakan betapa besar kasih Allah yang telah
dilimpahkan dalam hidup penulis. Mengenai doktrin Kristus dimana McGrath
membahas tentang dwi-natur dari Kristus, yaitu sepenuhnya ilahi dan sepenuhnya
manusiawi, adalah pandangan yang umum dikenal oleh penulis selama ini dalam
Kristologi. Namun pandangan Kekristenan ini ditolak mentah-mentah oleh saudara
dari seberang, dimana seringkali penulis tidak dapat menjelaskannya. Namun
penting sekali untuk memahami doktrin ini dengan pengertian lebih dalam oleh
sebab doktrin ini menurut McGrath adalah elemen fundamental dalam iman Kristen.
Penulis menemukan mengenai pernyataan tentang bagian ini, dimana merupakan hasil
rumusan konsili Khalsedon: “Seperti pada yang satu dan sama ada dua kodrat, tak
tercampur dan tak terpisah, namun bersatu, demikian pun (pada-Nya) ada dua
kehendak (thelema) menurut kodrat, yaitu yang ilahi dan yang manusiawi, dengan
penyungguhan yang sempurna dan tak terkurangi, yang satu dan sama sepenuhnya
Allah dan sepenuhnya manusia, kecuali dosa; yang sama itu hanya satu Tuhan kita
dan Allah, Yesus Kristus yang menghendaki dan mengerjakan keselamatan kita baik
secara ilahi dan manusiawi.” [4]
Mengenai penebusan Kristus sebagaimana yang dijelaskan McGrath penulis
mengenalinya sebagai teori penggantian hukuman, meskipun juga tidak dapat
dipungkiri ada berbagai teori lain mengenai penebusan Kristus ini. Pandangan
ini didukung oleh Donald Guthrie yang menulis dalam bukunya bahwa : “ Teori
tentang penebusan sebagai penerimaan hukuman manusia oleh Kristus, terutama
didasarkan pada pernyatan-pernyataan Paulus tentang penggantian khususnya Rom.
3:24… walau ada keberatan dari para ahli tak dapat disangkal bahwa bahasa
Paulus mendukung pandangan bahwa Kristus menanggung penderitaan yang seharusnya
ditanggung oleh orang-orang berdosa.”[5] Dari kesemuanya ini penulis merasa
mendapatkan berkat yang banyak dari pemahaman McGrath mengenai doktrin,
sehingga membukakan cara pandang penulis yang sempit. Kembali lagi kedalam
pernyataan, “faith seeking understanding” bahwa penulis bersyukur dimana iman
penulis juga semakin dikuatkan.
To God be the Glory
[1] John
Frame, Doktrin pengetahuan tentang Allah (Malang: SAAT, 2003), hal. 131
[2] John
Frame, Doktrin pengetahuan tentang Allah, hal 132-133
Tidak ada komentar:
Posting Komentar