Diselamatkan dalam Pengharapan (1)
"Sebab kita diselamatkan dalam pengharapan. Tetapi
bagaimana orang masih mengharapkan apa yang dilihatnya? Tetapi jika kita
mengharapkan apa yang tidak kita lihat, kita menantikannya dengan tekun."
(Roma
8:24-25)
Kita -- orang-orang percaya, diselamatkan sekarang juga.
Tanpa ragu-ragu, kita benar-benar diselamatkan. Kita sepenuhnya diselamatkan
dari kesalahan akibat dosa. Tuhan Yesus mengambil dosa kita dan menanggung itu
pada tubuh-Nya di atas kayu salib. Dia memberikan sebuah penebusan yang
berkenan, yang menghapuskan kesalahan seluruh umat-Nya sekali untuk selamanya.
Hukum dosa telah dibayar oleh Pengganti agung kita dan oleh iman kita telah
menerima pengorbanan-Nya. "Barangsiapa percaya kepada-Nya, ia tidak akan
dihukum." (Yohanes
3:18)
Saat kita menerima Kristus dengan iman, kita dengan segera
diselamatkan dari kejahatan yang mencemari dan memiliki akses bebas kepada
Allah Bapa kita. Dengan iman, kita diselamatkan dari kuasa dosa yang menguasai
hidup kita. Seperti yang dikatakan di dalam Roma 6:14,
"Sebab kamu tidak akan dikuasai lagi oleh dosa, karena kamu tidak berada
di bawah hukum Taurat, tetapi di bawah kasih karunia." Di dalam hati
setiap orang Kristen, mahkota tersebut telah diangkat dari kepala dosa dan
kekuatan lengannya telah dihancurkan oleh kuasa iman. Dosa berusaha keras untuk
memperoleh kendali, tapi dosa tidak bisa menang, karena mereka yang lahir dari
Allah tidak bersuka dalam melakukan dosa. Mereka tidak melakukan dosa sebagai
kebiasaan sehari-hari. Sebaliknya, orang-orang percaya menjaga dan melindungi
diri mereka supaya si jahat tidak menyentuh mereka.
Ayat firman Tuhan yang akan kita fokuskan sekarang terambil
dari Roma 8, yang menuliskan, "kita diselamatkan dalam pengharapan".
Namun, kelihatannya ini tidak selaras dengan bagian-bagian lain dari Alkitab.
Di mana pun dalam firman Tuhan, kita diberi tahu bahwa kita diselamatkan oleh
iman. Sebagai contoh, Roma
5:1, "Sebab itu, kita yang dibenarkan karena iman." Iman
bukan pengharapan, yang merupakan anugerah yang menyelamatkan, kecuali bahwa
dalam beberapa hal, pengharapan sama dengan iman. Di dalam bahasa Yunani, arti
dari Roma
8:24 adalah, "Kita diselamatkan dalam pengharapan." Jika
ayat tersebut diterjemahkan dengan cara ini, maka itu akan mencegah
kesalahpahaman, seperti yang dikatakan oleh Bengel -- komentator terkenal:
"Kata-kata tersebut tidak menggambarkan artinya, tetapi
cara dari keselamatan. Setelah kita diselamatkan, mungkin masih tersisa sesuatu
yang dapat kita harapkan, baik keselamatan maupun kemuliaan."
Orang-orang percaya menerima keselamatan jiwa mereka sebagai
puncak dari iman mereka. Mereka menerima keselamatan oleh iman, sehingga mereka
juga menerimanya dengan kasih karunia. Kita diselamatkan oleh iman dan dalam
pengharapan.
Oleh karena itu, kita bersukacita saat ini di dalam
keselamatan yang telah kita peroleh dan nikmati oleh iman di dalam Kristus
Yesus. Namun, kita sadar bahwa ada sesuatu yang lebih dari ini untuk diperoleh.
Kita akan menerima keselamatan dalam pengertian yang lebih luas, yang belum
kita lihat. Pada saat ini kita menemukan diri kita sendiri hidup di dalam kemah
yang fana -- "Sebab selama masih diam di dalam kemah ini, kita mengeluh
oleh beratnya tekanan." (2 Korintus 5:4) Dan di
sekeliling kita, makhluk ciptaan dengan jelas mengalami rasa sakit bekerja.
Kita dapat melihat tanda-tanda dari penyusutan bumi dalam kejadian di alam yang
bergolak, rusuh, dan penuh penderitaan.
Segala sesuatu tidak lagi sesuai dengan bentuk asli saat
Tuhan menciptakannya. Duri-duri bertumbuh di ladang-ladang yang dibajak di
bumi; penyakit menjangkiti bunga-bunganya; ada jamur di atas padinya. Langit
menangis dan memenuhi hasil panen; kedalaman bumi bergerak dan mengguncangkan
kota-kota kita dengan gempa bumi. Berbagai tragedi dan bencana yang sering kali
terjadi memberi pertanda sebuah masa depan besar akan dilahirkan sebagai hasil
dari rasa sakit bekerja ini.
Tidak ada firdaus yang sempurna, yang dapat ditemukan di
belahan bumi mana pun. Bahkan, hal-hal terbaik dari dunia kita menunjuk kepada
sesuatu yang lebih baik. Dan semua makhluk ciptaan mengerang bersama kita dalam
rasa sakit bekerja. Bahkan, kita yang telah menerima buah sulung dari Roh,
diberkati, dan diselamatkan, mengerang di dalam diri kita sendiri, menantikan
sesuatu yang lebih jauh, suatu kemuliaan yang belum terlihat. Kita belum
mencapai keselamatan, tapi sedang mengejarnya. Kehausan yang pertama dari jiwa
kita yang berdosa telah dipuaskan, tapi kita masih memiliki keinginan-keinginan
yang lebih besar di dalam kita. Kita lapar dan haus akan kebenaran dengan
kerinduan yang tidak pernah puas. Sebelum kita memakan Roti dari Surga, kita
lapar akan sesuatu yang sama dengan makanan babi. Namun sekarang, sifat dasar
kelahiran baru kita telah membawakan kita pada suatu hasrat yang baru, yang
tidak dapat dipuaskan oleh seluruh dunia.
Apakah penyebab dari rasa lapar ini? Itu bukan sebuah
pertanyaan yang sulit dijawab. Dukacita, kerinduan, dan hasrat kita yang tak
terpuaskan mencakup dua area umum. Pertama, kita rindu untuk sepenuhnya bebas
dari dosa dalam setiap bentuk. Kedua, kita rindu untuk dibebaskan dari tubuh
jasmani kita dan menerima tubuh kebangkitan kita.
Merindukan Kemerdekaan dari Dosa
Kita dibebani oleh kejahatan yang ada di dalam dunia. Kita
diganggu oleh percakapan-percakapan jahat dari orang-orang yang tidak saleh,
dan kita berduka oleh godaan dan penganiayaan mereka. Kenyataannya adalah
"seluruh dunia berada di bawah kuasa si jahat" (1
Yohanes 5:19), dan orang-orang yang menolak Kristus dan binasa dalam
ketidakpercayaan itu merupakan sumber dari kesedihan besar bagi kita. Kita
bahkan mungkin berharap untuk hidup di sebuah daerah yang sunyi, jauh dari
peradaban, supaya kita dapat bersekutu dengan Tuhan dalam damai dan tidak
pernah mendengar apa pun tentang hujatan, gosip, kebejatan moral, dan kejahatan.
Dunia ini bukan rumah kita, karena dunia ini telah tercemar. Kita sedang
mencari suatu kelepasan yang besar, ketika kita akan diambil dari dunia ini
untuk tinggal di dalam persekutuan yang sempurna dengan yang lainnya.
Bahkan, kehadiran orang-orang jahat bisa menjadi sebuah
masalah yang kecil, jika kita dapat sepenuhnya dibebaskan dari dosa di dalam
diri kita sendiri. Ini berada di antara "segala sesuatu yang tidak kita
lihat" (Ibrani
11:1), yang akan digenapi pada waktu yang akan datang. Jika
seseorang dibebaskan dari kecenderungan untuk berbuat dosa, dia tidak lagi akan
mempan terhadap godaan. Dia tidak perlu menjaga diri terhadapnya. Jika sesuatu
tidak mungkin dibakar dan dijadikan abu, api tidak akan bisa menyakitinya.
Namun, kita merasa bahwa kita harus menghindari godaan karena kita sadar kalau
ada balok-balok kayu atau ranting-ranting kecil di dalam kita, yang dapat
dengan mudah tersulut oleh api. Tuhan kita berkata, "penguasa dunia ini
datang dan ia tidak berkuasa sedikit pun atas diri-Ku" (Yohanes
14:30). Tetapi ketika musuh menghampiri kita, dia tidak hanya
menemukan sesuatu, tapi banyak yang cocok dengan tujuan-tujuannya. Hati kita
semua terlalu mudah menggemakan suara setan. Ketika dia menyebarkan ilalangnya,
ladang-ladang dari sifat lama kita segera menghasilkan tuaian. Yang jahat tetap
tinggal bahkan di dalam mereka yang telah ditebus, dan itu menjangkiti
kemampuan berpikir mereka.
Oh, seandainya saja kita dapat membuang ingatan akan dosa!
Sungguh suatu siksaan bagi kita mengingat kata-kata kotor dari lagu-lagu cabul.
Seandainya saja pikiran kita dibebaskan dari dosa! Apakah kita cukup berduka
atas dosa-dosa dalam pikiran dan imajinasi kita? Seseorang bisa berdosa, dan
berdosa dengan sangat mengerikan dalam pikirannya, meskipun dia mungkin tidak
berdosa dalam perbuatan-perbuatannya. Banyak orang telah melakukan perzinahan,
percabulan, pencurian, dan bahkan pembunuhan di dalam imajinasi mereka dengan
menemukan kesenangan ketika memikirkannya, namun mereka mungkin tidak pernah
jatuh ke dalam dosa-dosa ini secara terang-terangan. Seandainya saja imajinasi
dan seluruh sifat-sifat dasar batiniah kita dibersihkan dari kecemaran yang ada
di dalamnya.
Ada sesuatu yang jahat di dalam diri kita, yang membuat kita
berseru dari hari ke hari, "Aku, manusia celaka! Siapakah yang akan
melepaskan aku dari tubuh maut ini?" (Roma 7:24)
Jika seseorang yang sedang membaca buku ini berkata, "Saya tidak pernah
merasa seperti itu," saya berdoa kepada Tuhan agar kiranya dia segera
mengalaminya. Mereka yang puas dengan diri mereka sendiri sangat sedikit tahu
tentang kesempurnaan kerohanian yang sejati. Seorang anak yang sehat bertumbuh,
demikian juga seorang anak Tuhan yang sehat. Semakin dekat kita kepada
kebersihan hati yang sempurna, semakin kita akan berduka atas noda-noda dosa
terkecil sekalipun dan semakin kita akan mengakui hal-hal berdosa yang dahulu
kita maklumi. Orang yang paling serupa dengan Kristus adalah orang yang paling
menyadari tentang ketidaksempurnaan, dan tidak sabar untuk mengenyahkan dosa
yang paling kecil sekalipun. Ketika seseorang berkata, "Saya telah
mencapai tujuan itu," saya sangat prihatin terhadapnya, karena saya
percaya dia bahkan belum mulai berlari.
Untuk saya sendiri, saya menanggung banyak penderitaan yang
semakin bertumbuh, dan merasa sangat kurang disenangkan dengan diri saya
sendiri daripada yang dulu saya rasakan. Saya memiliki pengharapan yang kuat
akan sesuatu yang lebih baik, tapi jika bukan karena pengharapan, saya akan
menganggap diri saya benar-benar tidak bahagia karena menjadi begitu sadar akan
kebutuhan saya dan begitu tersiksa dengan keinginan-keinginan. Oleh karena itu,
ini adalah satu sumber utama dari erangan rohani kita. Kita diselamatkan, tapi
kita tidak sepenuhnya dibebaskan dari kecenderungan-kecenderungan untuk berbuat
dosa. Kita juga belum mencapai kekudusan penuh. "Dari negeri ini masih
amat banyak yang belum diduduki." (Yosua 13:1)
Merindukan Tubuh Kebangkitan Kita
Alasan lainnya untuk "ketidakpuasan kita" adalah
tubuh kita. Paulus menyebut tubuh tersebut "hina" (Filipi 3:21),
dan memang demikian ketika dibandingkan dengan akan menjadi apa tubuh itu
ketika dibentuk di dalam gambar Yesus Kristus. Tubuh itu sendiri tidak hina,
dipandang sebagai ciptaan Tuhan, karena tubuh itu diciptakan dengan dahsyat dan
ajaib (Mazmur
139:14). Ada sesuatu yang sangat mulia mengenai tubuh manusia, yang
telah diciptakan untuk berjalan dengan dua kaki dan untuk melihat ke atas dan
memandang ke surga. Sebuah tubuh yang telah dipersiapkan dengan begitu
mengagumkan untuk menjadi tempat kediaman pikiran dan untuk menaati
perintah-perintah jiwa, bukan untuk dipandang hina. Sebuah tubuh yang dapat
menjadi bait Roh Kudus bukanlah struktur rendahan; oleh karenanya, biarlah kita
tidak memandangnya dengan hina. Kita seharusnya selalu bersyukur, bahwa kita
telah diciptakan sebagai manusia -- yang artinya kita juga telah dibuat menjadi
ciptaan baru di dalam Kristus Yesus dan telah "mengenakan manusia
baru" (Efesus
4:24). Tubuh sekarang berada di bawah kuasa maut karena
"kejatuhan" manusia dalam dosa, dan itu tetap tinggal di bawah
kuasanya. Karena itu cepat atau lambat, tubuh tersebut ditujukan untuk mati,
kecuali jika Tuhan secara tiba-tiba datang kembali. Dan bahkan pada waktu itu,
tubuh tersebut harus diubahkan, karena darah dan daging, dalam keadaannya saat
ini, tidak dapat mewarisi kerajaan Allah.
Demikian juga tubuh kita yang lemah, tidak cocok dengan jiwa
kita yang lahir baru, karena mereka belum dilahirkan kembali. Tubuh kita adalah
tempat tinggal yang membosankan dan suram bagi roh yang dilahirkan oleh surga!
Dengan rasa sakit dan penderitaan, mereka mengalami kelelahan dan kelemahan;
kebutuhan akan makanan, pakaian, dan tidur; rentan terhadap sesuatu yang
dingin, panas, kecelakaan, dan kerusakan, dan juga terhadap kerja yang
berlebihan dan kerja keras yang melelahkan, mereka dengan menyedihkan tidak
mampu melayani orang-orang yang dikuduskan. Mereka menarik turun dan
menghalangi roh yang sebenarnya dapat membumbung sangat tinggi. Pikirkan betapa
seringnya kesehatan yang buruk memadamkan kobaran mulia yang dihasilkan oleh
keteguhan hati yang kuat dan keinginan-keinginan yang kudus. Pikirkan betapa
seringnya penderitaan dan kelemahan membekukan aliran jiwa yang gembira. Kapan
kita akan dibebaskan dari rantai tubuh alamiah ini dan mengenakan pakaian
pengantin tubuh rohaniah? Karena dosa tinggal di dalam hati kita dan kita
berada dalam tubuh tanah liat yang fana, kita bersuka karena keselamatan kita
lebih dekat pada kita sekarang daripada ketika kita percaya pertama kali, dan
kita rindu untuk masuk ke dalam kenikmatan yang dihasilkan olehnya.
Ayat Alkitab memberikan kita sejumlah dorongan mengenai ini.
Akan tiba suatu waktu, di mana kita akan sepenuhnya dibebaskan dari penyebab
kita mengerang saat ini. Kita akan menerima sebuah keselamatan yang begitu
besar, sehingga itu akan menutupi semua kebutuhan kita dan bahkan semua
keinginan kita. Sebuah keselamatan menantikan kita yang batasannya kekal dan
sangat luas. Apa pun yang dapat kita harapkan tercakup di dalamnya. Inilah yang
sedang dibicarakan oleh ayat kita ketika dikatakan, "kita diselamatkan
dalam pengharapan." Dengan pengharapan, kita berpegang pada keselamatan
yang besar dan luas ini.
Dengan mengetahui hal ini, saya ingin menjelaskan untuk Anda
jenis pengharapan, yang memiliki suatu genggaman yang kuat pada keselamatan
yang lebih besar yang kita rindukan.
Tujuan dari Pengharapan Kita
Kesempurnaan yang Menyeluruh
Pengharapan kita yang terutama, berada di dalam kesempurnaan
kita yang menyeluruh di dalam Kristus. Kita telah mengarahkan wajah kita kepada
kekudusan, dan oleh kasih karunia Allah kita tidak akan pernah beristirahat
sampai kita mencapainya. Setiap dosa yang ada di dalam kita adalah malapetaka,
tidak hanya untuk ditaklukkan, tetapi kita harus mematikannya. Kasih karunia
Allah tidak menolong kita untuk menyembunyikan dosa-dosa kita, tapi untuk
menghancurkan mereka.
Kita harus menangani dosa sama seperti Yosua menangani lima
raja musuh ketika mereka bersembunyi di dalam gua di Makeda. Sementara Yosua
sibuk dengan peperangan tersebut, dia berkata, "Gulingkanlah batu-batu
yang besar ke mulut gua itu." (Yosua 10:18) Untuk sementara
waktu, dosa-dosa kita dikunci oleh kasih karunia yang menahan, seperti di dalam
sebuah gua. Batu-batu yang besar digulingkan ke mulut gua, karena dosa-dosa
kita akan melarikan diri jika mereka bisa, dan sekali lagi mengambil kendali
atas hidup kita dengan cepat. Namun, kita bermaksud untuk berurusan dengan
dosa-dosa kita dengan lebih efektif dalam kuasa Roh Kudus. Ketika Yosua
berkata, "Bukalah mulut gua dan keluarkanlah kelima raja itu dari dalam
dan bawa kepadaku" (Yosua 10:22), dia menyerang
dan membunuh mereka, kemudian menggantung mereka. Oleh kasih karunia Allah,
kita tidak akan pernah puas sampai kita membenci dan meninggalkan semua
kecenderungan-kecenderungan alami kita terhadap dosa dan mereka benar-benar
dihancurkan. Kita berharap dalam pengharapan untuk suatu hari, di mana tidak
ada sebuah noda dari dosa masa lalu, atau suatu kecenderungan untuk melakukan
dosa di masa yang akan datang akan tetap tinggal di dalam kita. Kita akan tetap
memakai kehendak bebas dan kebebasan untuk memilih, tapi kita hanya akan
memilih yang baik. Orang-orang percaya yang sekarang berada di surga, bukanlah
orang-orang yang pasif, yang digerakkan di sepanjang jalan ketaatan oleh sebuah
kekuatan yang tidak dapat mereka tahan. Sebagai makhluk yang berakal budi
dengan kehendak bebas, mereka bebas memilih untuk menjadi kudus di hadapan
Tuhan. Kita juga akan menikmati kebebasan anak-anak Allah yang mulia untuk
selamanya, yang selalu memilih apa yang baik dan benar secara terus-menerus.
Dengan cara ini, kita akan mengalami kebahagiaan yang terus-menerus. Kebodohan
tidak lagi akan ada, karena kita semua akan diajar oleh Tuhan dan akan kenal seperti
kita sendiri dikenal. Kita akan menjadi sempurna di dalam pelayanan kita kepada
Tuhan, dan sepenuhnya dibebaskan dari semua keinginan diri dan hasrat daging;
kita akan dekat kepada Tuhan kita dan akan menjadi serupa dengan Dia. Seperti
yang telah dituliskan oleh Isaac Watts:
“
|
Dosa, musuh terburuk saya sebelumnya,
Tidak lagi akan menyakiti mata dan telinga saya; Musuh-musuh di dalam saya semuanya akan dibunuh, Setan tidak lagi menghancurkan kedamaian saya. |
”
|
Sungguh sesuatu yang luar biasa! Saya rasa jika saya dapat
menjadi benar-benar bebas dari setiap kecenderungan untuk berdosa, saya tidak
akan peduli di mana saya hidup di bumi atau di surga, di dasar laut bersama
Yunus atau di penjara bawah tanah bersama Yeremia. Kemurnian adalah kedamaian;
kekudusan adalah kebahagiaan. Mereka yang kudus seperti Allah adalah kudus akan
menjadi bahagia seperti Allah bahagia. Ini adalah tujuan utama dari pengharapan
kita.
Penebusan Tubuh Kita
Tujuan lainnya
adalah penebusan tubuh kita. Bacalah ayat ini di mana Paulus mengajarkan
kebenaran itu: "Tetapi jika Kristus ada di dalam kamu, maka tubuh memang
mati karena dosa, tetapi roh adalah kehidupan oleh karena kebenaran. Dan jika
Roh Dia, yang telah membangkitkan Yesus dari antara orang mati, diam di dalam
kamu, maka Ia, yang telah membangkitkan Kristus Yesus dari antara orang mati,
akan menghidupkan juga tubuhmu yang fana itu oleh roh-Nya, yang diam di dalam
kamu." (Roma 8:10-11)
Waktu kita mati,
kita akan meninggalkan tubuh kita untuk sementara. Oleh karena itu, berkenaan
dengan seluruh tubuh kita, kita tidak akan menjadi sempurna sampai kebangkitan.
Secara moral kita akan menjadi sempurna, tapi karena seorang pribadi yang sempurna
terbuat dari tubuh dan jiwa, secara fisik kita tidak akan menjadi sempurna jika
satu bagian dari kita tetap tinggal di dalam kubur. Saat sangkakala kebangkitan
berbunyi, tubuh kita akan bangkit, tapi mereka akan bangkit dalam keadaan
ditebus. Roh kita yang diperbarui sangat berbeda dari roh kita sebelumnya, di
mana mereka berada di bawah perbudakan dosa. Dengan cara yang sama, saat tubuh
kita dibangkitkan, mereka akan menjadi sangat berbeda dari yang sekarang ini.
Berbagai penyakit
yang disebabkan oleh penyakit dan usia akan tidak dikenal di antara orang-orang
percaya yang dimuliakan, karena mereka akan menjadi seperti malaikat-malaikat
Tuhan. Tidak seorang pun akan masuk ke dalam kemuliaan dalam keadaan timpang,
buntung, lemah, atau cacat. Tidak seorang pun akan menjadi buta atau tuli.
Tidak akan ada kelumpuhan atau TBC. Kita akan memiliki kemudaan yang
berlangsung selamanya. Tubuh yang ditabur dalam kelemahan, akan dibangkitkan
dalam kuasa dan akan segera menaati perintah Tuhannya. Paulus mengatakan,
"yang ditaburkan adalah tubuh alamiah" (1 Korintus 15:44),
pantas untuk jiwa, dan "yang dibangkitkan adalah tubuh rohaniah"
(ayat 44), pantas untuk roh, sifat alamiah manusia yang tertinggi. Saya menduga
kita akan mendiami jenis tubuh yang digunakan kerubim saat mereka terbang,
"Ia mengendarai kerub, lalu terbang" (2 Samuel 22:11),
atau jenis tubuh yang didiami serafim ketika seperti "nyala api" (Ibrani 1:7),
mereka tergesa-gesa untuk menaati perintah-perintah Yehova. Akan menjadi apa
pun mereka, tubuh kita yang buruk akan menjadi sangat berbeda dari keadaan
mereka yang sekarang. Sekarang ini mereka adalah bola lampu-bola lampu redup,
yang akan ditempatkan ke dalam dunia. Tapi, mereka akan bangkit seperti
bunga-bungaan yang mulia, cangkir-cangkir emas untuk menampung pancaran wajah
Tuhan yang bagaikan cahaya matahari.
Kita belum
mengetahui kebesaran dari kemuliaan mereka, kecuali bahwa mereka akan dibentuk
seperti tubuh kemuliaan Tuhan Yesus. Karena itu, ini adalah tujuan kedua dari
pengharapan kita, bahwa kita akan menerima tubuh kemuliaan yang akan mampu
untuk menyatu dengan roh kita yang dimurnikan.
Warisan Rohani Kita
Dipandang dari
terang lainnya, tujuan dari pengharapan kita adalah bahwa kita akan masuk ke
dalam warisan rohani kita. Paulus berkata, "Dan jika kita adalah anak maka
kita juga adalah ahli waris, maksudnya orang-orang yang berhak menerima
janji-janji Allah, yang akan menerimanya bersama-sama dengan Kristus." (Roma 8:17) Entah
kita hanya memiliki sedikit atau banyak di dalam hidup ini, kekayaan kita tidak
ada artinya bila dibandingkan dengan apa yang Tuhan simpan untuk kita, apa yang
telah Dia janjikan bahwa kita akan menerimanya pada hari di mana kita mengalami
akil balik. Kepenuhan Allah adalah warisan orang-orang percaya. Semua yang
dapat membuat seseorang diberkati, mulia, dan sempurna disediakan bagi kita.
Ukurlah, jika Anda bisa, warisan dari Kristus, yang merupakan ahli waris dari
segala sesuatu! Apa yang seharusnya menjadi bagian dari Anak yang terkasih dari
Allah yang Mahatinggi? Apa pun itu, warisan tersebut adalah milik kita, karena
kita adalah ahli waris bersama dengan Kristus. Kita akan bersama Dia dan
melihat kemuliaan-Nya; kita akan mengenakan gambaran-Nya; kita akan duduk di
takhta-Nya. Saya tidak dapat mengatakan lebih banyak kepada Anda, karena
kata-kata saya sangat terbatas. Saya berharap agar kita semua, mau merenungkan
apa yang dinyatakan Alkitab tentang hal ini, sampai kita mengetahui segala
sesuatu yang dapat diketahui tentang hal tersebut. Pengharapan kita mencari
banyak hal; pengharapan kita mencari segala sesuatu. Sungai kebahagiaan,
kebahagiaan untuk selamanya, sedang mengalir untuk kita dari tangan kanan
Allah.
Paulus menulis
tentang "kemuliaan yang akan dinyatakan kepada kita" (Roma 8:18). Dia
mengatakan bahwa itu merupakan "kemuliaan kekal yang melebihi
segala-galanya" (2 Korintus 4:17). Kemuliaan -- sungguh sebuah kata yang
luar biasa! Kemuliaan akan menjadi milik kita, meskipun kita adalah orang-orang
berdosa yang malang. Kasih karunia sungguh indah, tetapi betapa lebih lagi
kemuliaan itu? Dan kemuliaan ini akan dinyatakan di dalam kita, di sekeliling
kita, atas kita, dan melalui kita, untuk kekekalan.
Paulus juga
menulis tentang "kemerdekaan kemuliaan anak-anak Allah" (Roma 8:21).
Kemerdekaan merupakan sebuah kata yang menyukakan! Kita menyukai gagasan
tentang kemerdekaan, terutama ketika kita mendengar suara kemerdekaan yang
datang dari terompet perak milik mereka yang berperang melawan para pemimpin
yang lalim. Tetapi, betapa lebih menyukakan lagi ketika sangkakala surga
memproklamasikan kemerdekaan kekal bagi setiap budak rohani! Tidak ada
bandingannya antara kemerdekaan manusia dengan kemerdekaan surgawi, kemerdekaan
dari anak-anak Allah. Kita akan memiliki kemerdekaan itu untuk masuk ke dalam
Ruang Mahakudus, untuk tinggal dalam hadirat Allah, dan untuk memandang
wajah-Nya selama-lamanya.
Rasul Paulus juga
berbicara tentang "saat anak-anak Allah dinyatakan" (ayat 19). Di
bumi ini, kita disembunyikan di dalam Kristus sebagai mutiara-mutiara dalam
sebuah kotak perhiasan. Nantinya, kita akan dinyatakan sebagai
perhiasan-perhiasan dalam sebuah mahkota. Kristus dinyatakan kepada orang-orang
non Yahudi, setelah Dia disembunyikan untuk sementara waktu. Dengan cara yang
sama, kita yang saat ini tidak dikenal akan dinyatakan di hadapan manusia dan
para malaikat. "Pada waktu itulah orang-orang benar akan bercahaya seperti
matahari dalam kerajaan Bapa mereka." (Matius 13:43)
Saya tidak dapat mengatakan kepada Anda akan seperti apa manifestasi ini.
"Apa yang tidak pernah dilihat oleh mata, dan tidak pernah didengar oleh
telinga, dan yang tidak pernah timbul di dalam hati manusia: semua yang
disediakan Allah untuk mereka yang mengasihi Dia." (1 Korintus 2:9)
Dan, meskipun kepada kita "Allah telah menyatakannya oleh Roh" (ayat
10), roh kita hanya mampu menerima sebagian kecil dari pewahyuan ini.
Saya menduga,
bahwa hanya seseorang yang telah memiliki hak istimewa untuk melihat rumah
kekal milik mereka yang telah disempurnakan di dalam Kristuslah yang dapat
memberi tahu kita seperti apa itu kelihatannya. Dan saya membayangkan, kalau
dia bahkan tidak dapat melakukannya karena kata-kata tidak dapat
menggambarkannya. Ketika Paulus berada di firdaus, dia mendengar perkataan,
tetapi dia tidak memberi tahu kita apa perkataan itu, karena dia mengatakan
bahwa itu tidak boleh diucapkan manusia. Itu terlalu kudus untuk diucapkan oleh
lidah yang fana.
Objek pengharapan
kita belum dinyatakan kepada kita, tapi nantinya itu akan dinyatakan. Jangan
lengah untuk memikirkan tentang hal itu karena itu akan tiba di masa mendatang,
karena jarak waktu tidak bertalian. Apakah itu berbulan-bulan atau
bertahun-tahun? Bagaimana jika beratus-ratus tahun berselang sebelum kita
dibangkitkan? Mereka dengan cepat akan terlewatkan oleh kita, seperti sayap
dari seekor burung, dan kemudian! Oh, kemudian! Apa yang tak kelihatan akan
menjadi kelihatan; apa yang tak dapat diucapkan akan didengar; kehidupan kekal
akan menjadi milik kita selama-lamanya. Ini adalah pengharapan kita.
Sifat Pengharapan Kita
Sekarang,
pengharapan ini yang di dalamnya kita diselamatkan, terdiri dari tiga hal:
kepercayaan, kerinduan, dan pengharapan.
Pengharapan kita
untuk benar-benar dibebaskan dari dosa di dalam roh kita dan untuk diselamatkan
dari semua penyakit di dalam tubuh kita, muncul dari suatu kepastian yang
sungguh-sungguh akan keselamatan kita. Pewahyuan tentang Dia yang telah membawa
kehidupan dan kekekalan disingkapkan, memberi kesaksian kepada kita bahwa kita
juga akan memperoleh kemuliaan dan kekekalan. Kita akan dibangkitkan dalam
gambaran Kristus dan akan berbagi dalam kemuliaan-Nya. Ini adalah kepercayaan
kita, karena kita tahu bahwa Kristus telah dibangkitkan dan dimuliakan, dan
bahwa kita satu dengan Dia.
Kita tidak hanya
memercayai ini, tapi kita sungguh merindukannya. Kita sangat merindukannya
sehingga, terkadang, kita ingin mati supaya kita boleh masuk ke dalamnya.
Sepanjang waktu, khususnya ketika kita mendapatkan sebuah kilasan tentang
Kristus, jiwa kita rindu untuk bersama-sama dengan Dia.
Kerinduan ini
disertai dengan pengharapan yang penuh keyakinan. Kita berharap melihat
kemuliaan Kristus dan berbagi di dalamnya, sebesar kita mengharapkan datangnya
fajar. Sesungguhnya, kita mungkin saja tidak hidup untuk melihat matahari esok,
tapi kita pasti akan melihat Raja dalam keindahan-Nya di negeri yang sangat
jauh.
Kita
memercayainya, merindukannya, dan mengharapkannya. Itulah sifat dasar dari
pengharapan kita. Itu bukanlah pengharapan yang tak tentu, tak jelas, dan tak
berdasar bahwa segalanya akan baik-baik saja, seperti ketika orang-orang
berkata, "Saya harap segalanya akan berjalan dengan baik dalam hidup saya,"
meskipun mereka hidup dengan ceroboh dan tidak mencari Allah. Tetapi
pengharapan yang dimaksud lebih kepada pengharapan yang terbentuk dari
pengetahuan yang akurat, kepercayaan yang teguh, kerinduan rohani, dan sebuah
pengharapan yang sepenuhnya terjamin.
Pengharapan ini
didasarkan pada firman Allah. Tuhan telah menjanjikan kepada kita keselamatan
yang sempurna; oleh karena itu, kita memercayainya, merindukannya, dan
mengharapkannya. Yesus telah berkata, "Siapa yang percaya dan dibaptis
akan diselamatkan." (Markus 16:16) Arti yang paling luas, yang dapat kita
berikan kepada kata diselamatkan, haruslah sesuai dengan apa yang Allah
maksudkan dengan kata itu, karena pemikiran-Nya selalu di atas pemikiran kita.
Kita mengharapkan Tuhan untuk melakukan apa yang telah Dia katakan, dengan
segala janji yang Dia berikan, karena Dia tidak akan pernah mundur dari
firman-Nya atau gagal untuk menepati komitmen-Nya. Kita telah memberikan jiwa
kita ke dalam pemeliharaan Juru Selamat, yang telah menyatakan bahwa Dia akan
menyelamatkan umat-Nya dari dosa-dosa mereka. Kita percaya kepada Penebus kita.
"Tetapi aku
tahu: Penebusku hidup, dan akhirnya Ia akan bangkit di atas debu. Juga sesudah
kulit tubuhku sangat rusak, tanpa dagingku pun aku akan melihat Allah." (Ayub 19:25-26)
Tubuh kita akan
dibangkitkan dengan keadaan tidak dapat dibinasakan. Firman Tuhan berisi banyak
kata berharga yang memiliki maksud yang sama, dan kita berpegang padanya, yakin
bahwa Allah sanggup melaksanakan apa yang telah Dia janjikan. Kita akan mati
tanpa keraguan apa pun bahwa kita akan bangkit kembali, bahkan saat kita telah
bergabung bersama debu dari orang-orang yang kita kasihi dalam pengharapan yang
kuat dan pasti akan kebangkitan mereka pada kehidupan kekal. Petani menaburkan
benihnya ke tanah dan tidak ragu bahwa dia akan melihat benih itu muncul
kembali. Demikian juga kita menguburkan tubuh orang-orang percaya, dan pada
akhirnya akan menyerahkan tubuh kita sendiri ke dalam kubur dalam pengharapan
yang pasti bahwa mereka akan hidup kembali sepasti mereka telah hidup. Ini
adalah sebuah pengharapan yang layak dimiliki, karena itu didasarkan pada
firman Tuhan, kesetiaan Allah, dan kuasa-Nya untuk melaksanakan janji-Nya
sendiri. Oleh karena itu, kita memiliki sebuah pengharapan yang pasti dan
tetap, dan orang yang memilikinya tidak akan dipermalukan.
Pengharapan ini
dikobarkan di dalam kita oleh Roh Allah. Kita tidak akan pernah mengetahui
pengharapan ini jika Roh Kudus tidak membangkitkannya di dalam hati kita.
Orang-orang yang tidak mengenal Tuhan tidak memiliki pengharapan seperti itu,
dan mereka tidak akan pernah memilikinya. Hanya ketika orang-orang diperbarui
barulah pengharapan ini memasuki mereka, karena sejak saat itu Roh Kudus
tinggal di dalam mereka. Dan, karena hal ini, saya bergirang dengan sukacita
yang tak terkatakan. Jika pengharapan saya akan kesempurnaan dan keabadian
telah ditanam di dalam saya oleh Tuhan, maka itu harus digenapi, karena Tuhan
tidak akan pernah menginspirasikan sebuah pengharapan yang akan mempermalukan
umat-Nya. Allah yang benar tidak akan pernah memberikan sebuah pengharapan
palsu kepada umat manusia. Itu tidak akan pernah bisa terjadi. Allah
pengharapan, yang telah mengajar Anda untuk mengharapkan keselamatan dari dosa
dan semua dampaknya, akan melakukan bagi Anda menurut pengharapan yang telah
diinspirasikan oleh diri-Nya sendiri. Oleh karena itu, jadilah orang yang yakin
dan dengan sabar menantikan hari yang penuh sukacita di mana Tuhan akan muncul.
Pengharapan ini
bekerja di dalam kita dengan cara yang kudus, seperti yang harus dilakukan
setiap hal yang baik dan kudus yang berasal dari Allah. Itu menyucikan kita,
sebagaimana Yohanes mengatakan: "Setiap orang yang menaruh pengharapan itu
kepada-Nya, menyucikan diri sama seperti Dia yang adalah suci." (1 Yohanes 3:3)
Kita begitu yakin akan warisan ini, sehingga kita bersiap sedia untuknya,
dengan menanggalkan semua hal yang bertentangan dengannya dan mengenakan semua
hal yang cocok dengannya. Kita berusaha untuk hidup dalam pengharapan akan
kemuliaan.
Berapa sering
terjadi pada saya (dan saya membayangkan itu terjadi pada Anda juga), di mana
saya mengatakan mengenai sesuatu, "Bagaimana ini akan terlihat pada Hari
Penghakiman?" Kita telah bertindak dengan murah hati atau menyucikan diri
kita, bukan karena kita peduli dengan apa pun yang akan dipikirkan orang mengenainya,
tetapi karena kita memandangnya dalam terang kemuliaan yang akan datang.
Motivasi terbesar kita adalah bahwa ada sebuah mahkota kehidupan yang tidak
akan pernah pudar tersedia bagi kita.
Pengharapan yang
diberkati ini membuat kita merasa bahwa adalah memalukan bagi kita untuk
berbuat dosa, memalukan kalau putra dan putri kerajaan harus bermain di dalam
lumpur seperti anak-anak gelandangan. Sebaliknya, kita dengan rela hidup
seperti mereka yang ditakdirkan untuk hidup selamanya dalam terang yang tak
terkatakan. Kita tidak dapat berjalan dalam kegelapan, karena kita akan hidup
dalam sebuah kemegahan yang membuat matahari tampak pucat. Kita harus tenggelam
dalam persekutuan dengan Tritunggal. Oleh karenanya, haruskah kita menjadi
budak setan atau hamba dosa? Sekali-kali tidak! Pengharapan yang diberkati ini
menarik kita mendekat kepada Allah dan mengangkat kita keluar dari lubang dosa.
Menantikan Pengharapan Kita
Dalam kenyataannya, kita telah menerima keselamatan yang
lebih besar, yang tentangnya telah saya tuliskan. Ini terjadi ketika kita
pertama kali mengerti dan menerima pengharapan akan kehidupan kekal. Dengan
iman, kita telah memperoleh bagian pertama dari keselamatan, yaitu pengampunan
dari dosa dan pembenaran melalui Kristus. Dan oleh iman, kita juga memiliki
persekutuan dengan Allah, dan jalan masuk menuju berkat-berkat-Nya yang tak
terhingga. Beberapa dari kita menyadari hal ini sama seperti kita makan dan
minum. Tetapi, di samping semuanya ini, melalui pengharapan kita, kita telah
menerima uang muka dari jangkauan keselamatan yang lebih penuh, yaitu
pembebasan total dari dosa dan penebusan sempurna tubuh kita dari rasa sakit
dan kematian. Kita memiliki keselamatan ini dalam pengharapan dan kita
"bermegah dalam pengharapan akan menerima kemuliaan Allah." (Roma 5:2) Nah, apa
arti semuanya ini?
Dalam pengharapan kita, kita melihat bahwa keselamatan telah
dijamin bagi kita oleh janji kasih karunia. Segera saat kita percaya dalam
Kristus, iman kita menjamin pengampunan bagi kita dan kita berseru, "Kami
belum dibebaskan dari kecenderungan kami untuk berdosa, tapi karena kami telah
percaya di dalam Kristus untuk keselamatan, kami pasti akan disempurnakan. Dia
tentu saja tidak akan memberikan kepada kami keselamatan yang sebagian saja dan
tidak sempurna. Dia akan menyempurnakan segala sesuatu yang menyangkut
kami." Dalam pengharapan, kita melihat banyak hal yang belum kita alami
dalam janji keselamatan. Mengetahui bahwa keseluruhan janji tersebut sama pastinya,
kita mengharapkan belas kasihan yang akan datang sama pastinya seperti di dalam
iman, kita menikmati berkat di masa kini.
Lebih lagi, dalam pengharapan, kita melihat janji tuaian
penuh di dalam hasil pertama. Dosa telah ditaklukkan oleh kasih karunia, tapi
kita berharap untuk melihatnya benar-benar dimusnahkan. Ketika Roh Kudus datang
untuk tinggal di dalam kita, pengharapan kita menyimpulkan bahwa tubuh akan
dibebaskan sepasti jiwa telah dibebaskan. Saat iman memperkenalkan pengharapan
ke dalam hati, pengharapan berkata, "Aku telah menyelesaikan keselamatan
bukan dalam pengertian bahwa aku sedang mengalaminya sekarang, tapi Kristus
Yesus menyimpannya untukku."
Seperti imam dalam Perjanjian Lama melambaikan berkas hasil
pertamanya di hadapan Tuhan sebagai sebuah persembahan yang berkenan, kita,
dalam pengharapan, memberikan hasil pertama dari iman kita kepada Tuhan, dan
dengan demikian mengambil kepemilikan atas tuaian penuh keselamatan. Ketika
Allah memberikan kepada Anda dan saya kasih akan Yesus dan pembebasan dari
kuasa jahat, hasil pertama ini menandakan sebuah keselamatan yang sempurna,
yang masih harus disingkapkan di dalam kita. Sukacita pertama kita dalam
keselamatan adalah seperti menyetem harpa kita untuk lagu abadi. Kedamaian
pertama kita adalah seperti cahaya fajar yang tak pernah berakhir. Ketika kita
pertama kalinya melihat Kristus dan menyembah Dia, kekaguman kita adalah tahap
awal penyembahan di hadapan takhta Allah dan Anak Domba. Karena itu di dalam
pengharapan, kita diselamatkan. Pengharapan membawakan bagi kita sumber
kesempurnaan, janji akan kekekalan, permulaan akan kemuliaan.
Lebih lagi, di dalam pengharapan, kita begitu yakin mengenai
berkat yang akan datang ini, sehingga kita menganggap bahwa itu sudah
diperoleh. Misalkan Anda mendapat konfirmasi dari seorang pedagang, yang
dengannya Anda telah mengadakan bisnis luar negeri. Dia berkata,
"Barang-barang yang Anda pesan sudah ada dan saya akan mengirimkannya
dengan kapal berikutnya, yang kemungkinan akan tiba hari ini." Kemudian
pedagang yang lainnya menghubungi dan bertanya kepada Anda, apakah Anda ingin
membeli jenis barang yang sama, maka Anda menjawab, "Tidak, saya sudah
memilikinya." Apakah Anda telah mengatakan yang sebenarnya? Tentu saja,
karena meskipun Anda belum memilikinya di dalam gudang Anda, barang-barang itu
telah dibuatkan fakturnya untuk Anda. Anda tahu bahwa barang-barang itu sedang
dalam perjalanan, dan Anda begitu terbiasa memercayai pedagang asing Anda,
sehingga Anda menganggap barang-barang tersebut sebagai milik Anda. Perjanjian
telah dibuat bahwa barang-barang itu milik Anda.
Demikian juga halnya dengan surga, kesempurnaan, dan
kekekalan. Perbuatan yang telah dilakukan membuat hal-hal ini menjadi warisan
orang-orang percaya. Kita memiliki peneguhan dari Pribadi yang tidak dapat kita
ragukan, Tuhan kita Yesus, bahwa Dia telah pergi ke surga untuk menyiapkan
sebuah tempat bagi kita, dan bahwa Dia akan datang kembali dan menerima kita
sebagai kepunyaan-Nya. Dalam pengharapan, kita begitu yakin terhadap fakta ini,
sehingga kita menganggap bahwa itu telah terlaksana. Kita juga bisa menarik
kesimpulan-kesimpulan praktis dari pengharapan kita.
Sebuah peribahasa lama mengatakan, "Jangan menghitung
laba sebelum berusaha." Namun dalam kasus ini, Anda boleh menghitung
labanya sementara berusaha, karena Rasul Paulus mengatakan, "Sebab aku
yakin, bahwa penderitaan zaman sekarang ini tidak dapat dibandingkan dengan
kemuliaan yang akan dinyatakan kepada kita." (Roma 8:18) Dia begitu yakin
terhadap pengharapan akan kehidupan kekal, sehingga dia menuliskannya. Dia
menuliskan penderitaan hidupnya di dalam kolom pengeluaran, dan menempatkan
kemuliaan yang akan dinyatakan di antara aset-asetnya. Dia menyatakan bahwa
aset-asetnya sangat banyak, tetapi pengeluarannya begitu tidak penting sama
sekali, sehingga mereka tidak layak untuk diperhatikan.
Lebih lagi, Rasul Paulus begitu yakin bahwa dia akan menerima
warisannya, sehingga dia sangat merindukannya. Kita yang berada di dalam tubuh
ini mengerang untuk pengangkatan penuh kita sebagai anak-anak Allah. Erangan
kita tidak muncul dari keraguan tapi dari keinginan yang kuat. Pengharapan kita
yang pasti menyebabkan kita memiliki keinginan yang kuat untuk menerima apa
yang telah dijanjikan kepada kita. Tidak ada gunanya menangisi apa yang tidak
akan pernah Anda miliki. Seorang anak yang menangis karena dia tidak dapat
memiliki bulan adalah kebodohan. Tetapi mengerang untuk sesuatu yang saya yakin
akan diterima adalah layak dan pantas dan menunjukkan kekuatan iman saya.
Rasul Paulus begitu yakin bahwa dia menerima pengharapan
keselamatannya, sehingga dia berkemenangan di dalamnya. Dia mengatakan bahwa
kita "lebih dari pada orang-orang yang menang, oleh Dia yang telah
mengasihi kita." (Roma 8:37) Dengan kata lain, meskipun kita belum sempurna,
dan meskipun tubuh kita belum dibebaskan dari rasa sakit, kita begitu yakin
akan kesempurnaan dan pembebasan sepenuhnya, sehingga kita dengan penuh
sukacita menanggung segala sesuatu, menang atas setiap kesukaran.
Saudara, Anda tidak akan miskin lebih lama lagi. Anda akan
hidup di mana jalan-jalannya terbuat dari emas. Kepala Anda tidak akan sakit
lebih lama lagi, karena kepala Anda akan mengenakan sebuah mahkota kemuliaan
dan kebahagiaan. Jangan izinkan rasa malu mengganggu Anda, karena orang-orang
tidak akan mampu menertawakan Anda lebih lama lagi. Anda akan berada di sebelah
kanan Allah Bapa, dan kemuliaan Kristus akan melingkupi Anda selamanya.
Merupakan suatu berkat yang tak terhingga bahwa kita memiliki sebuah
pengharapan yang demikian, dan begitu yakin akannya, sehingga kita
menanti-nantikan sukacita darinya sebelum itu benar-benar datang kepada kita.
Ya, kita diselamatkan dalam pengharapan.
Ruang Lingkup Pengharapan Kita
Ruang lingkup pengharapan kita adalah "segala sesuatu
yang tidak kita lihat." (Ibrani 11:1) Seperti yang dikatakan ayat firman Tuhan,
"pengharapan yang dilihat bukan pengharapan lagi; sebab bagaimana orang
masih mengharapkan apa yang dilihatnya?" Oleh karena itu, yang menjadi
milik orang Kristen yang sesungguhnya bukanlah apa yang dia lihat. Itu dapat
diumpamakan dengan Tuhan yang membuat seorang Kristen menjadi makmur di dunia
ini dan dia memiliki kekayaan. Menjadikan dia bersyukur, tapi juga membuat dia
mengakui bahwa ini semua bukanlah hartanya. Satu jam bersama Tuhan Yesus
Kristus akan memberi lebih banyak kepuasan bagi orang percaya daripada sejumlah
besar kekayaan. Meskipun orang percaya mungkin makmur di dunia ini, dia akan
menertawakan gagasan untuk membuat dunia sebagai warisannya. Seribu dunia,
dengan seluruh sukacita yang dapat mereka berikan, tidak ada artinya
dibandingkan dengan warisan yang dijanjikan kepada kita. Pengharapan kita
bukanlah mengenai hal-hal yang tidak berarti. Pengharapan kita membubung tinggi
pada sayap rajawali, di mana sukacita yang lebih mulia sedang menanti untuk
diterima.
Melampaui, melampaui langit yang lebih rendah ini, Di atas
sana adalah tempat di mana zaman kekal berputar-putar; Di mana
kesenangan-kesenangan yang mendalam tidak pernah mati, Dan buah-buah kekekalan
menyenangkan jiwa.
Namun, jelas bahwa pada masa kini, kita tidak menikmati
hal-hal mulia yang kita harapkan ini. Orang-orang tidak percaya mengatakan,
"Di mana pengharapanmu?" Dan kita mengakui bahwa kita tidak melihat
objek-objek pengharapan kita. Contohnya, kita tidak dapat mengklaim bahwa kita
sudah sempurna. Ataupun kita berharap menjadi sempurna sewaktu kita berada di
dalam tubuh ini. Tetapi kita percaya bahwa kita akan disempurnakan dalam gambar
Kristus pada waktu yang ditentukan oleh Bapa. Bukan berarti tubuh kita sama
sekali terbebas dari penyakit saat ini. Sakit-penyakit dan keletihan
mengingatkan kita bahwa tubuh kita berada di bawah kuasa kematian karena dosa.
Namun, keyakinan teguh kita adalah bahwa kita akan mengenakan rupa surgawi,
sama seperti kita sekarang mengenakan rupa duniawi.
Inilah subjek-subjek dari pengharapan, dan karena itu mereka
melampaui pengalaman kita saat ini. Biarlah kita tidak menjadi patah semangat
tentang hal ini. Pengharapan harus memiliki sesuatu untuk dimakan. Kita tidak
dapat memiliki seluruh surga namun tetap berada di bumi. Saudara seiman yang
terkasih, jika Anda merasa disiksa oleh dosa di dalam Anda dan kekudusan Anda
tampak terpukul dan ternoda, Anda dapat sepenuhnya yakin bahwa Dia yang telah
menjanjikan keselamatan yang sempurna, sanggup untuk melakukannya.
Jangan lagi menilai diri Anda sendiri dengan apa yang Anda
lakukan, Anda lihat, Anda rasakan, atau siapa Anda. Bangkitlah menuju ruang
lingkup berbagai hal yang akan terjadi. Ketika tidak ada sukacita di masa kini,
Anda bisa tahu bahwa ada sukacita yang tak terbatas di masa depan. Jangan
katakan, "Oh, tapi itu masih lama waktunya." Itu tidak benar. Banyak
orang yang membaca buku ini mungkin berusia enam puluh, tujuh puluh, atau
bahkan delapan puluh tahun. Waktu Anda untuk bersama Kristus tidak pernah
terlampau jauh, karena benang kehidupan Anda putus. Beberapa dari kita berusia
paruh baya, tapi karena kita telah mencapai usia kehidupan rata-rata, kita
harus mengakui bahwa kesempatan kita akan segera berakhir juga. Dan, karena
begitu banyak orang diambil pada usia terbaik mereka, kita mungkin dapat
ditangkap menuju negeri yang kita harapkan kapan saja.
Kita seharusnya tidak khawatir mengenai apa yang akan kita
lakukan sepuluh tahun dari sekarang, karena sangat besar kemungkinannya dari
waktu itu kita telah masuk menuju perhentian yang dijanjikan. Kita akan
melayani Tuhan siang dan malam di bait-Nya, dan akan memandang wajah-Nya dengan
sukacita yang tak terkatakan. Bahkan, jika beberapa dari kita harus dihukum dan
dibuang dari surga selama lima puluh tahun, waktu tersebut akan segera
berakhir.
Marilah kita bekerja sekuat-kuatnya bagi kemuliaan Tuhan
selagi kita masih berada di bumi ini, karena waktu-waktu itu akan berakhir.
Apakah Anda ingat waktu ini tahun lalu? Tampaknya itu baru saja terjadi
kemarin. Anak-anak perempuan dan laki-laki berpikir bahwa satu tahun merupakan
waktu yang panjang, tapi orang-orang yang lebih tua memiliki opini yang
berbeda. Tahun-tahun tidak lagi kelihatan panjang bagi kita, karena kita sedang
bertumbuh semakin tua. Bagi saya, waktu bepergian begitu cepat, sehingga as
rodanya panas karena kecepatannya.
Ketakutan berseru, "Oh, tinggal sedikit ruang untuk
bernapas!" Tetapi pengharapan menjawab, "Tidak, biarkan tahun-tahun
berlalu, karena dengan demikian kita akan lekas tiba di rumah."
Hanya ada selangkah antara kita dengan surga. Janganlah kita
khawatir tentang hal-hal yang ada di bawah. Kita sama seperti orang-orang yang
menaiki kereta api ekspres, yang melihat pemandangan yang tidak menyenangkan
dari jendela; pemandangan tersebut hilang sebelum mereka memiliki waktu untuk
memikirkannya. Dan, jika mereka mengalami ketidaknyamanan di sepanjang
perjalanan, jika mereka ditempatkan di kelas tiga padahal mereka memiliki tiket
kelas satu, mereka tidak mengkhawatirkan hal itu jika itu adalah perjalanan
yang singkat. "Tidak apa-apa," kata mereka. "Kami baru saja
melewati stasiun terakhir dan tidak lama lagi akan tiba di terminal."
Mari kita memproyeksikan diri kita sendiri menuju masa depan.
Kita tidak memerlukan banyak dinamit imajinasi untuk mengirim kita ke sana.
Kita dapat melompati jarak yang pendek itu dengan pengharapan dan mendudukkan
diri kita di antara takhta-takhta di atas. Putuskan, paling tidak untuk hari
ini, bahwa Anda tidak akan tetap tinggal dalam kerangka berpikir dunia yang
tidak jelas, tapi akan naik menuju kekekalan yang cemerlang dan jelas. Oh,
tinggalkan aliran-aliran yang berlumpur ini, dan berendamlah di dalam sungai
pengharapan, di mana airnya sejernih kristal mengalir dari air mancur sukacita
ilahi yang murni.
Efek dari Pengharapan Kita
Sekarang mari kita lihat efek dari pengharapan kita, yang
digambarkan ayat Alkitab demikian: "Kita dengan sabar menantikannya."
Kita menanti dan kita harus menanti, tapi tidak seperti penjahat yang
menantikan hukuman mati mereka. Kita menanti seperti seorang mempelai wanita
yang mengharapkan pernikahannya. Kita menanti dengan kesabaran, kekonsistenan,
kerinduan yang kuat, dan penundukan diri. Sukacita pasti akan datang; kita
tidak meragukannya. Karena itu, kita tidak mengeluh dan menggerutu, seakan-akan
Tuhan telah melalaikan janji-Nya dan telah menunda kita dengan tidak
semestinya. Tidak, waktu yang telah Tuhan putuskan adalah yang terbaik, dan
kita puas dengannya.
Kita seharusnya tidak menginginkan untuk tetap tinggal di
sini ataupun pergi dari dunia ini kapan saja, kecuali pada waktu yang
ditetapkan Tuhan. Rowland Hill, pembaru kartu pos Inggris, dikatakan harus
mencari seorang teman berusia lanjut yang sedang sekarat, supaya dia dapat
mengirimkan sebuah pesan kepada teman-temannya yang berada di surga. Dengan
kata-kata lucu, dia menambahkan sebuah kata pengharapan agar sang Tuan tidak
melupakan si tua Rowland, dan mau mengizinkan dia kembali "ke rumah"
pada waktunya. Namun, dia tidak pernah memimpikan bahwa sesungguhnya dia bisa
tertinggal. Di antara ucapan-ucapan terakhir dari John Donne yang terkenal
adalah berikut ini: "Saya sedih bila saya mungkin tidak mati." Memang
ini akan menjadi sebuah dunia yang mengerikan jika kita dihukum untuk hidup di
dalamnya selamanya. Bayangkan kenyataan yang mengerikan seperti itu.
Saya bertemu dengan seorang pria beberapa waktu yang lalu,
yang memberi tahu saya bahwa dia tidak akan pernah mati, tapi pada jangka waktu
tertentu, akan menanggalkan efek-efek penuaan dan memulai fase baru kehidupan.
Dia dengan berbaik hati datang untuk memberi tahu saya bagaimana saya dapat
menikmati hal yang sama, tapi karena saya tidak memiliki ambisi untuk kekekalan
duniawi, tawaran seperti itu tidak menggoda saya. Dia memberi tahu saya bahwa
dia bisa memperbarui keremajaan saya dan menjadi muda kembali selama beratus-ratus
tahun, tapi saya menolaknya. Saya tidak memiliki keinginan pada apa pun yang
berlangsung hanya sementara saja. Harapan yang paling menyenangkan saya tentang
kehidupan ini adalah bahwa itu akan beralih menjadi kehidupan yang kekal.
Bagi saya, hal yang paling menggembirakan tentang kehidupan
yang paling penuh dengan sukacita di bumi ini adalah bahwa itu mengangkat kita
ke suatu keadaan yang berbeda dan lebih baik. Saya bukannya tidak bahagia atau
tidak puas, pengharapan yang baik bahwa jiwa dan tubuh saya akan disempurnakan,
dan sebuah harapan yang pasti bahwa saya akan bersekutu muka ke muka dengan
Allah, bagaimana mungkin saya bisa mengucapkan sesuatu yang baik tentang hal
apa pun yang memisahkan saya dari sukacita saya itu?
Ya, kehidupan kekal pasti akan datang; karena itu, biarlah
kita bersabar menantikannya. Ketika setan menyerang kita, ketika godaan
mengancam untuk mengalahkan kita, ketika penderitaan melelahkan kita, ketika
keraguan menyiksa kita, biarlah kita berdiri teguh dan menanggung pencobaan
sementara itu, karena kita segera akan terbebas dari semuanya itu.
Penyempurnaan akan datang; itu harus datang, dan ketika itu datang, kita tidak
lagi akan mengingat penderitaan kita lagi. Kita akan dipenuhi dengan sukacita,
karena surga telah dilahirkan bagi kita dan kita bagi surga.
Lalu sekarang, jika Anda tidak percaya kepada Tuhan, beri
tahu saya apa pengharapan Anda. Biarkan itu diketahui dan biarkan setiap orang
menilainya. Apakah pengharapan Anda? Hidup lebih lama? Ya, kemudian apa?
Membesarkan sebuah keluarga? Ya, kemudian apa? Melihat anak-anak Anda hidup
nyaman? Ya, kemudian apa? Menjadi kakek-nenek dari cucu-cucu yang banyak? Ya,
kemudian apa? Menghabiskan masa pensiun penuh kedamaian pada usia yang sangat
lanjut? Ya, kemudian apa? Waktu berakhir. Kuburan. Takhta Allah. Roh Anda
dihukum. Sangkakala kebangkitan terdengar. Penghukuman terakhir. Tubuh dan roh
di neraka selamanya.
Tanpa Kristus, Anda tidak memiliki pengharapan yang lebih
baik dari pada itu. Saya memohon dengan sangat kepada Anda untuk membuka mata
Anda dan melihat apa yang harus dilihat. Kiranya Tuhan berbelas kasihan kepada
Anda, dan memberikan sebuah pengharapan yang lebih baik kepada Anda. Bagi Anda
yang memercayai Kristus, saya mendorong Anda untuk mulai menyanyikan lagu-lagu
kehidupan kekal. Ringankan kehidupan ziarah Anda dengan lagu-lagu Pengharapan.
Sumber:
Diambil dari:
Judul asli buku
|
:
|
Finding Peace in Life`s Storms
|
Judul buku
|
:
|
Menemukan Kedamaian dalam Badai Kehidupan
|
Judul artikel
|
:
|
Diselamatkan dalam Pengharapan
|
Penulis
|
:
|
Charles Spurgeon
|
Penerjemah
|
:
|
Marlina Nadeak
|
Penerbit
|
:
|
Light Publishing, 2009
|
Halaman
|
:
|
1 -- 27
|
Tidak ada komentar:
Posting Komentar